
Bandung Side, Posko Sektor 8 Citarum Harum – Sejak bergulirnya payung hukum Program Citarum Harum yakni Perpres No.15 Tahun 2018, aktifitas Satgas Citarum Harum sebagai benteng terdepan dalam menata ekosistem Sungai Citarum tidak hentinya selalu mengajak elemen masyarakat dalam pelaksanaan operasi penanggulangan, pencegahan dan pemulihan ekosistem DAS Citarum.
Elemen masyarakat yang sudah secara berkesinambungan berpartisipasi turut melakukan percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum berasal dari dunia akademik, yakni secara berkelanjutan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengirimkan mahasiswa yang sedang mengambil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) turut bergabung dengan Satgas Citarum Harum.
KKN dengan konsep Tematik Citarum Harum Pentahelix sangat mendukung percepatan pemulihan Sungai Citarum dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa UPI. Diantaranya sosialisasi atau melakukan penyuluhan tentang peduli terhadap lingkungan baik secara langsung mendatangi keluarga maupun melalui lembaga pendidikan yang ada disekitar bantaran Sungai Citarum. Aktifitas dilembaga pendidikan sekolah dasar misalkan, Mahasiswa KKN Tematik menjelma bak seorang guru memberi pelajaran kepada adik-adik yang duduk dibangku kelas 2 atau kelas 3 dengan pendekatan lemah-lembut dan santun. Hal tersebut dilakukan agar materi atau pesan yang disampaikan dapat dimengerti pada anak usia dini tentang bijak memperlakukan sampah ataupun dengan gerakan cuci tangan baik dirumah maupun dilingkungan adik-adik bermain.
Ada juga dengan mengajari cara mencuci tangan yang benar sebelum dan sesudah makan disertai jingle yang dikarang sendiri kata-kata oleh Mahasiswa KKN Tematik UPI. Selain itu, penghijauan dibantaran Sungai Citarum bersama Satgas Sektor 8 Citarum Harum sering dilakukan untuk menghindari pemanfaatan didirikannya bangunan liar oleh warga yang tidak bertanggung jawab. Pembuatan taman dan sarana olah raga dibantaran sebagai tempat warga dalam beraktifitas dan berkumpul guna menjaga kelestarian Sungai Citarum. Pembuatan pot dari botol plastik bekas sebagai media tanaman hidroponik diinovasi dengan sentuhan warna-warni agar tampak indah.
Kurun waktu 40 hari buat Mahasiswa KKN Tematik UPI bisa dibilang cukup atau tidak melaksanakan aktifitas dilapangan, tepatnya dengan berbaur bersama warga dan Satgas Citarum Harum menciptakan keakraban. Seperti istilah jaman kekinian, terjadi “cinta lokasi” yang tumbuh dari perjalanan melakukan aktifitas demi suksesnya Program Citarum Harum.
Mendekati waktu berakhirnya waktu KKN Tematik, ada sesuatu yang hilang dari kebersamaan sehari-harinya. Rasa persaudaraan yang saling membutuhkan tercipta saat berada diwilayah aktifitas sosialisasi, senam bersama, berkarya dengan lukisan mural, menanam pohon buah dan lain-lain yang selalu bersama baik dengan warga sekitar maupun dengan Satgas Sektor 8 Citarum Harum. Pergolakan jiwa yang berasal dari adaptasi lingkungan baru tidaklah mudah, berkomunikasi dengan baik dengan orang yang tidak memiliki hubungan persaudaraan atau jalinan hubungan darah juga tidaklah mudah. Rasa saling menghormati bagi sesama yang melamuri setiap langkah dan aktifitas dilapangan untuk bisa saling menerima.
Seperti yang disampaikan oleh Kania Dewi, salah satu mahasiswa KKN Tematik UPI dari Jurusan Managemen Resort dan Leisure,”Waktu begitu cepat, rasanya kita belum melakukan apa-apa untuk Program Citarum Harum. Semoga apa yang dilakukan oleh teman-teman dalam KKN Tematik Citarum Harum dapat bermanfaat bagi warga khususnya Desa Cilampeni. Semoga apa yang belum kita laksanakan dalam program kerja dapat diteruskan oleh adik-adik kelas selanjutnya yang akan melakukan KKN kembali disini. Bila ada waktu dan kangen akan suasana Desa Cilampeni, kita akan kembali menengok bantaran Sungai Citarum”.

Senada dengan Kania, mahasiswa KKN Tematik UPI yang mendapat julukan “Jean Salimar Sektor 8″ atau Isna dari Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi mengatakan,”Saat awal dilapangan atau datang di Desa Cilampeni seperti mahluk asing saja. Kuatir tidak bisa diterima oleh warga desa, karena kami-kami ini suka manja kalau dirumah. Tapi alhamdulillah, dengan berjalannya waktu kami bisa beradaptasi dengan warga dan dapat menjalankan program kerja sesuai arahan dosen pembimbing dan Satgas Sektor 8”.
Melangkah ke Desa Jelegong yang memiliki area destinasi wisata Curug Jombong, terdapat mahasiswa KKN Tematik bersama Satgas Sektor 8 sedang melakukan pemeliharaan tanaman Bunga Matahari yang sudah berumur 1 bulan lebih tumbuh subur. Tidak jauh dari lokasi tanaman Bunga Matahari tampak mengepul asap dan bau menyengat bumbu ayam rica-rica. Tak hayal lagi, ternyata ada sebagaian mahasiswa KKN Tematik yang melakukan aktifitas memasak yang akan dihidangkan sebagai botram saat waktu istirahat. Satgas Sektor 8 dan mahasiswa KKN Tematik dieratkan dalam satu persaudaraan diatas daun pisang untuk makan bersama, botram.
Bagaimana dengan elemen masyarakat yang lainnya ? apakah masih cuek bebek memandang kondisi nelangsa Sungai Citarum yang nota bene sungai terpanjang di Jawa Barat yang penuh dengan potensi kehidupan bagi masyarakat banyak ? Atau memanfaatkan Program Citarum Harum dengan strategi Hit and Run, setelah dapat proyeknya langsung menghilang ? Apa yang kamu beri untuk Sungai Citarum, bukan apa yang Sungai Citarum beri kepadamu. Jaga kelestarian Sungai Citarum untuk anak cucu kita.***(pamasa)