
Bandung Side, Majalaya – “Seperti yang sudah kita ketahui bahwa limbah yang berasal dari WC sangat berbahaya karena mengandung banyak bakteri. Selain itu, juga bisa menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Hal tersebut jangan sampai terjadi diwilayah Kampung Bale Kambang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya,”kata Danpos Desa Sukamaju, Sertu Arm Havid Yuda Arief, Selasa (25/12/2018).
Air limbah yang asalnya dari Water Closet (WC), lanjut Sertu Havid, didalamnya ada banyak kandungan bakteri E.Colli yang bisa membuat seseorang terserang penyakit perut. Misalnnya saja seperti penyakit typhus, diare, kolera tanpa disadari akan menjangkiti warga sekitar. Maka dari itu diperlukan sistem septic tank komunal pada lingkungan yang terlanjur padat seperti di Kampung Bale Kambang, karena bila limbah WC tersebut kemudian meresap ke dalam sumur warga secara otomatis akan mencemari air sumur tersebut.
“Apalagi jika limbah WC tersebut dibuang langsung ke sungai, maka air yang asalnya dari sungai itu akan tercemar dan banyak mengandung bakteri, bisa membahayakan warga yang menggunakan air sungai tersebut karena ekologinya sudah rusak,”jelas Sertu Havid.
Paparan dari Sertu Havid diatas melatar belakangi pembangunan septic tank komunal dilokasi Kampung Bale Kambang RW 18 Desa Suka Maju, Kecamatan Majalaya. Masyarakat RW 18 Desa Suka Maju yang lokasinya tidak jauh dari Bantaran Sungai Citarum ini, masyarakatnya ada yang belum memiliki sarana membuang tinja dirumahnya sehingga mereka memanfaatkan Sungai Citarum dalam memenuhi hajatnya. Hal tersebut akan merusak ekologi Sungai Citarum secara langsung, tercemar dan menjadi sumber penyakit.
Dadang Hidayat, Ketua RW 18 Desa Suka Maju mengatakan,”Kebutuhan akan Septic Tank Komunal sangatlah mendesak, hal ini untuk mendorong warga yang tinggal disekitar bantaran Sungai Citarum ini tidak langsung membuang kotoran tinjanya langsung ke Sungai Citarum dengan membangun dan memiliki WC atau kamar mandi sendiri”.
Fungsi dari septic tank komunal yang dibangun oleh Satgas Sektor 4 Citarum Harum, lanjut Dadang, untuk mengurangi tingkat pencemaran Sungai Citarum yang sudah parah. Beruntung sekali atas inisiasi dari Satgas Sektor 4 Citarum Harum yang sebelumnya sudah disosialisasikan akan pentingnya sanitasi yang sehat pada rumah, warga jadi sadar. Hal tersebut terwujud saat Satgas Sektor 4 membangun septic tank komunal di RW 16 dan RW 17, warga juga mengambil bagian dengan bergotong royong.
“RW 18 yang dihuni oleh 400KK dengan 1.600 jiwa berprofesi sebagai pegawai pabrik, penggali pasir di Sungai Citarum dan sebagai pedagang sangat antusias membantu terbangunnya septic tank komunal ini. Tanpa diminta, mereka dengan sukarela membantu tenaga maupun material sarananya secara swadaya,”ujar Dadang berbangga.
Terutama warga di RW 18 ini, sangatlah kompak bila bergotong-royong terutama yang dikerjakan untuk kepentingan orang banyak. Baru 1 bulan setengah berjalan sudah membuat 4 septic tank komunal, di RW 16 ada 2 buah, di RW 17 ada 2 buah. “Semoga dengan adanya septic tank komunal, lingkungan menjadi bersih dari limbah rumah tangga dan masyarakatnya semakin sehat, terutama pencemaran Sungai Citarum tidak ada lagi,”pungkas Dadang yang hobby memelihara ayam petarung.
“Bila kita memperhatikan keberadaan rumah sehat, diantaranya berciri-cirikan memiliki fasilitas tersedianya air bersih yang cukup, adanya kakus atau WC sebagai tempat membuang tinja, adanya bak penampung untuk pembuangan air limbah (air bekas) rumah tangga, tersedianya tempat pembuangan sampah dan ruang berkumpul keluarga,” kata Komandan Sektor (DanSektor) 4 Citarum Harum, Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso saat memberi konfirmasi kepada Bandung Side.
Akan tetapi, lanjut Kolonel Kustomo, dengan keterbatasan lahan pembangunan rumah tinggal tidak memiliki fasilitas tersebut. Apalagi dengan adanya rumah tinggal yang peruntukannya sebagai rumah kontrakan, sangatlah minim fasilitas kamar mandinya karena didesaign menggunakan kamar mandi berbarengan. Terutama ketersedianya kakus atau WC yang tidak memadai dalam penggunaannya.
“Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Bila air limbah rumah tangga tersebut dibuang langsung ke Sungai Citarum yang tanpa disadari bahwa 80% air yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari oleh manusia tersebut dalam bentuk yang sudah kotor atau tercemar digunakan kembali oleh manusia sebagai konsumsi air minum, mengairi sawah, untuk mandi adalah air yang sudah tercemar,”papar Kolonel Kustomo.
“Oleh sebab itu, air buangan rumah tangga terutama dari kakus atau WC harus melalui septic tank dan harus dikelola atau diolah secara baik,”pungkas Kolonel Kustomo.***