Pangdam III/Siliwangi Kunjungi IPAL PT PMTI

Bandung Side, Majalaya – Usai melakukan kunjungan kegiatan Citarum Harum ke Sektor Pembibitan, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono melanjutkan lawatannya ke Sektor 4 yang berada diwilayah Kecamatan Majalaya dengan meninjau PT Putera Mulya Terang Indah merupakan salah satu pabrik tekstil yang menjadi percontohan dalam mengelola limbah cair, Jumat (14/12/2018).

Kedatangan Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono beserta rombongan di PT Putera Mulya Terang Indah (PT PMTI) disambut oleh Mulyawan selaku Direktur bersama jajaran managemen dan langsung mengajak dilokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) diiringi hujan sore hari.

Perbincangan akrab seputar pengelolahan limbah cair PT PMTI menjadi pembuka Pangdam untuk mengetahui sejauh mana tentang limbah yang selama ini sangatlah dominan mencemari Sungai Citarum.

Asep Suhadi, Manager Engineering PT.PMTI mengatakan kepada Pangdam bahwa PT PMTI telah meninggalkan proses kimia dalam pengelolahan limbah cairnya. Kini berganti konsep dengan cara memproses secara Biologi yang kemudian diproses kembali secara Fisika.

Asep Suhadi, Manager Engineering PT.PMTI (kanan) memberikan paparan tentang Proses Biologi ke Fisika kepada Pangdam III/Siliwangi, Mayjen Tri Soewandono (tengah) didampingi Mulyawan, Direktur PT PMTI (kiri).

“Tentunya banyak mengeluarkan cost untuk investasi kembali dalam perbaikan pola pengelolahan limbah cair, tapi sekarang PT PMTI mendapatkan manfaat maksimalnya dengan pengolahan limbah cair dengan sistem Biologi ke Fisika. Dari segi biaya justru memangkas antara 30 hingga 40 persen lebih efisien saat menggunakan proses kimia,”ungkap Asep Suhadi sambil menunjukkan kolam system filterisasi bakteri kepada Pangdam.

Selain itu, tambah Asep Suhadi, perubahan lain dalam pengelolahan IPAL di pabrik penghasil gordyn ini sudah memakai aplikasi serba computer, dilengkapi CCTV. Ini untuk mengukur tingkat pH air, suhu, COD dan endapan dalam parameter TSS.

“Kalau ada indikasi air limbah yang telah diolah menunjukkan pH tinggi di proses IPAL, di bagian produksi akan muncul sinyal. Begitu juga jika di bak penampungan limbah sudah penuh alarm akan berbunyi atau lampu rotator otomatis menyala,” jelas Asep Suhadi sambil menunjukkan layar monitor komputer kepada Pangdam bagaimana perangkat sensitif dan cukup canggih ini bekerja di Laboratorium PT PMTI.

“Program komputerisasi ini instalasinya kami bangun sendiri, bertahap kurang lebih 3 tahun sebagai cara kami berinovasi agar dapat mengetahui secara langsung rekam jejak pengelolahan limbah cair kami,”ujar Asep.

Pangdam tampak dengan seksama memperhatikan presentasi tentang pengelolahan limbah cair PT PMTI dengan cara proses Biologi dan Fisika. Hingga mengajukan pertanyaan bagaimana limbah cair terakhir dalam prosesnya. Asep Suhadi pun memaparkan bahwa hasil dari pengelolahan limbah cairnya sebelum disalurkan pada outlet pipa recycle dan pipa outlet yang menuju ke DAS Citarum telah melalui kolam indikator yang berisi ikan mas dan ikan koi. Bila ikan-ikan tersebut bisa bertahan hidup berarti kualitas air limbah cair sudah memenuhi baku mutu.

Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono tampak belum puas dengan presentasi dan melihat langsung IPAL PT PMTI dikarenakan sudah harus meninggalkan lokasi menuju tempat kegiatan lainnya. Jadwal yang begitu padat tidak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari dan hujanpun belum berhenti.

Mulyawan, Direktur PT PMTI mengatakan bahwa merupakan suatu kehormatan Panglima Mayjen TNI Tri Soewandono dapat hadir meninjau pabrik PT PMTI. Apalagi merupakan kunjungan kerja pertama meninjau kegiatan Citarum Harum. “Kami all out mendukung Program Citarum Harum dengan hadirnya sistem pengelolahan limbah dari biologi ke Fisika ini dirasakan manfaatnya oleh PT. PMTI. Panglima begitu tertarik dengan proses pengelolahan limbah sistem biologi, apalagi pada PT PMTI sudah diberlakukan komputerisasi dalam memonitor proses pengelolahannya, juga dilengkapi oleh CCTV pada lokasi yang agak jauh dari laboratorium, namun sayang waktu kunjungannya begitu singkat,”ungkap Mulyawan.

“Tapi tadi juga sudah disampaikan beberapa kendali yang dialami oleh PT PMTI, mungkin juga dialami oleh beberapa pabrik di Majalaya. Yakni masalah perijinan yang berkaitan dengan IPAL agar dipermudah, mungkin nanti bisa dijembati dengan Program Citarum Harum ini agar semua pihak dapat bekerja dengan baik bila peraturannya adil dan dapat diterapkan secara merata,”pungkas Mulyawan.

Sementara itu masih ditempat yang sama, Komandan Sektor (Dansektor) 4 Citarum Harum, Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso mengatakan,”Kunjungan Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono di Sektor 4 wilayah Kecamatan Majalaya ini merupakan tanda keseriusan TNI dalam menjalankan amanah Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum”.

“Meskipun sudah berganti Pangdam sebanyak 3 kali, dimulai dari Mayjen Doni Monardo, Mayjen Besar dan sekarang Mayjen Tri Soewandono bahwa Program Citarum Harum tetap jalan terus. Program Citarum Harum bukan hanya program slogan semata apalagi program seremonial. Tapi program yang menyangkut untuk generasi yang akan datang. Pencemaran Sungai Citarum sudah dianggap Siaga 1, bagi TNI hal tersebut sudah merupakan ancaman keutuhan negara”.

“Sejak Bulan Juli di Sektor 4 wilayah Kecamatan Majalaya yang memiliki kurang lebih 500-an pabrik menerapkan secara tegas dengan pe-ngecor-an saluran limbah yang menuju Sungai Citarum bila kedapatan membuang limbah cair tanpa dikelolah dengan baik,”kata Kolonel Kustomo.

Tapi Alhamdulillah, lanjut Kolonel, dengan kerja keras Satgas Citarum Harum dan dukungan pihak pabrik yang dengan sadar mau mendukung Program Citarum Harum sudah banyak hal yang dilakukan. Mulai dari perbaikan IPAL bahkan pembangunan IPAL sudah dilakukan oleh pabrik yang melakukan pelanggaran.

“Seperti yang dicontohkan oleh PT PMTI, sebelumnya pernah mendapatkan teguran keras, berupa penutupan lubang saluran pembuangan limbahnya (outlet). Tapi sekarang, dengan menerapkan cara baru yang lebih efesien dari pengolahan limbah yang bertahun-tahun memcemari DAS Citarum, bisa cepat menular ke pabrik lainnya untuk memperbaiki IPALnya agar dapat menjadi lebih baik,”pungkas Kolonel Kustomo.***

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan