“Wujudkan Sungai Citarum Sebagai Sumber Kehidupan”
Bandung Side – Sejak melakukan survei awal pada Bulan November 2017 hingga pada Februari 2018 guna menyusuri Situ Cisanti hingga Sungai Citarik dari hulu hingga hilir sampai Bendungan Saguling melakukan observasi, wawancara kepada masyarakat untuk mengetahui sumber-sumber yang menimbulkan pencemaran Sungai Citarum dalam upaya mendukung Program Citarum Harum.
Kegiatan observasi yang dibagi kedalam 3 tim, yakni tim hulu terbagi pada Sektor 1, 2, 3, 4 dan 5, sedangkan tim tengah pada Sektor 6, 7, 8, 9 dan 10 sedangkan tim hilir pada Sektor 11, 12, 13 sampai Sektor 22. Sebagai data awal dihasilkan bahwa survei sumber pencemaran berasal dari lahan pertanian, sanitasi rumah tangga, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan, limbah industri dan sedimentasi.
Pada kondisi observasi Sektor 8 terkumpul data sebagai berikut; panjang Sungai Citarum diwilayah Sektor 8 memiliki panjang sungai induk +/- 7.800m ditambah 3 lokasi panjang sungai mati dari Sungai Citarum lama (oxbow) diantaranya pada wilayah Kampung Mahmud +/- 1.200m, Kampung Daraulin +/- 2.200m dan Kampung Jadun (Cicukang) +/- 800m. Jadi total Sungai Citarum yang merupakan wilayah Sektor 8 adalah +/- 15.000m (ditambah panjang Anak Sungai).
Sektor 8 yang dilewati Sungai Citarum meliputi 3 Kecamatan dengan 8 Desa, yakni
– Kecamatan Kotawaringan meliputi Desa Jeleugong memiliki 4.263KK dengan 15.151 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 2.500m, Desa Gajah Mekar memiliki 2.761KK dengan 9.813 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 1.000m dan Desa Pamentasa memiliki 2.496KK dengan 7.824 jiwa panjang Sungai yang melewati 2.500m ditambah Anak Sungai Cipedung.
– Kecamatan Katapang meliputi Desa Cilampeni memiliki 5.525KK dengan 18.900 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 1.800m ditambah Anak Sungai Cikuray dan Anak Sungai Ciwidey
– dan Kecamatan Margaasih meliputi Desa Lagadar memiliki 6.545KK dengan 24.802 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 2.000m ditambah Anak Sungai Cimuka dan Anak Sungai Cimahi, Desa Nanjung memiliki 6743KK dengan 16.542 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 2.000m ditambah Anak Sungai Cibogo, Anak Sungai Citegalega dan Anak Sungai Cisaat, Desa Mekar Rahayu memiliki 7.677KK dengan 30.704 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 3.000m ditambah Anak Sungai Cicukang, Anak Sungai Cipanya, Anak Sungai Cigondewah dan Anak Sungai Cibereum serta Desa Suleman memiliki 1.131KK dengan 4.379 jiwa panjang Sungai Citarum yang melewati 800m.
Dari data dan permasalahan yang ada diwilayah Sektor 8 Citarum, Komandan Sektor 8 Citarum Harum, Kolonel Czi Aby Ismawan memiliki prioritas program kerja diantaranya Sosialisasi Formal, Sosialisasi NonFormal, Penanganan Sampah, Penataan Bantaran, Penertiban Bangunan Liar, Pengangkatan Sedmentasi, Penghijauan dan Karya Bakti, Pembuatan Icon Sektor 8 dan Penanganan Limbah Industri. Hal tersebut sesuai dengan amanah yang diemban oleh TNI sesuai dengan Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum sebagai payung hukum yang ditanda tangani oleh Presiden RI, Joko Widodo pada tanggal 15 Maret 2018. Sebagai Tim DAS Citarum yang sudah terstruktur dalam organisasi sebagai Satuan Tugas atau disebut Satgas, Wakil Bidang Ekosistem I dibawah Komando Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi (Pangdam III/Siliwangi).
Adapun prioritas Satgas Citarum Harum yang diamanahkan Prespres No 15 diantaranya menetapkan rencana aksi pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan, melokalisasi dan menghentikan sumber pencemaran dan/atau kerusakan Sungai Citarum, meminta keterangan, data dan/atau dokumen termasuk memasuki dan memeriksa pabrik, tempat usaha, pekarangan, gudang, tempat penyimpanan, dan/atau saluran pembuangan limbah pabrik/tempat usaha sewaktu-waktu diperlukan; mencegah dan melarang masyarakat untuk masuk kembali untuk mendirikan permukiman di wilayah yang memiliki fungsi lindung sesuai pasal 13.
Untuk melaksanakan Program yang telah disusun oleh Dansektor 8 Citarum Harum hingga satu tahun aksi tersebut, sebagai pelaksanaannya sebagai berikut:
– Program Sosialisasi Formal yang dilaksanankan pada Bulan Maret hingga Bulan April pada Minggu ke-2, Selanjutnya pada Bulan September hingga Desember 2018; Sedangkan Sosialisasi Non Formal dilakukan setiap bulan hingga akhir Desember oleh Satgas Sektor 8 Citarum Harum. Adapun Sosialisasi tersebut meliputi adanya Program Citarum Harum hingga revitalisasinya kepada masyarakat dengan aksi setiap titik sosialisasi audien yang dihadapi @200KK.
– Penanganan Sampah, dari data yang terkumpul terdapat dan sebagai pokok permasalahan adalah sampah rumah tangga yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat membuang sembarangan bahkan langsung ke Sungai Citarum. Selain itu adanya keterbatasan alat angkut dalam pendistribusian sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan yang lebih utama tidak adanya tong sampah atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang kurang patut tersebut terkumpullah data perhari sampah yang dihasilkan bahwa Desa Cilampeni +/-150m3, Desa Pamentasan +/-120m3, Desa Gajah mekar +/- 70m3, Desa Jelegong +/-90m3, Desa Nanjung +/-100m3, Desa Lagadar +/-90m3, Desa Mekar Rahayu +/-80m3 sedangkan Oxbow Jadun (Cicukang) menghasilkan sampah perharinya +/-144.000m3 sehingga dilakukan aksi pada Bulan April secara berkelanjutan hingga Bulan Desember.
Dari penanganan sampah yang dilakukan oleh Satgas Sektor 8 Citarum Harum pada Desa mekar Rahayu baru tertangani +/-54m3 atau 67,5% karena terdapat kebocoran data akibat perilaku warganya yang membuang sampahnya langsung ke Oxbow Cicukang. Sedangkan penanganan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mekar Rahayu belum tersosialisasi dan termanfaatkan 100% oleh warga Desa Mekar Rahayu.
Dalam perencanaan penanganan sampah diwilayah Sektor 8 dengan cara pembuatan TPS 40 buah yang masing-masing desa akan memiliki 5 TPS, akan tetapi baru terealisasi 4 buah atau 10% yang dilakukan secara swadaya oleh Satgas Sektor 8 Citarum Harum yang terletak di Desa Pameutasan dan Desa Mekar Rahayu.
Selanjutnya, pembuatan TPS 3R pada 8 lokasi belum terealisasi hanya sebatas survey oleh pihak PUPR Provinsi Jawa Barat. Pembuatan TPS Terpadu pada 4 lokasi belum terealisasi juga, hanya sebatas survey pihak PUPR Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarena budget anggaran dan pelaksanaannya oleh PUPR Jawa Barat akan terealisasi pada Tahun 2019.
Berdasarkan survei dari pihak Kemenristek Dikti dan kesiapan serta adanya pihak pengelola, maka Sektor 8 mendapatkan hibah berupa 2 mesin incenerator yang diletakkan pada Bank Sampah Mekar Rahayu agar lebih mudah pengoperasian dan daya jangkau lokasinya pada masyarakat. Selain itu, untuk mengurangi volume sampah pada titik-titik tertentu Satgas Sektor 8 melakukan koordinasi kepada dinas terkait agar tertangani.
Selain itu, dalam penanganan sampah Sektor 8 juga berkoordinasi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung agar dapat secara rutin mengoperasikan truk sampah 2x seminggu mengangkut sampah pada wilayah ter-data.
– Penataan Bantaran, dilakukan pada minggu ke 2, 3 dan ke 4 Bulan April dilanjutkan pada Bulan Juli minggu ke 2 dan ke 3, kemudian dituntaskan pada November minggu ke 4 dan satu bulan penuh pada Bulan Desember 2018. Penataan Bantaran menjadi prioritas Sektor 8 dikarenakan menurut data yang terkumpul terdapat alih fungsi bantaran menjadi lahan pertanian, alih fungsi menjadi bangunan liar 168 unit rumah dan 60 bangunan berupa gudang.
Dengan menggunakan alat beko dan doser yang didukung oleh dinas terkait penertiban bangunan liar dapat dilakukan hingga 97%, dikarenakan warga minta penangguhan akan membongkar dengan sendirinya hingga batas waktu akhir Desember 2018.
Satgas Sektor 8 Citarum Harum dalam penataan bantaran memanfaatkan sebagai lahan perkebunan dengan luas +/-4.500m3 sebagai sarana pembibitan tanaman hias maupun ditanamin tanaman yang mempunyai masa panen 3 bulan atau dibawah 1 tahun. Seperti cabe, sosin, kacang tanah, kacang merah, ubi jalar dan lain-lain.
Selanjutnya, penataan bantaran Sungai Citarum dengan membuat 5 ikon Sektor 8 diantaranya taman tematik dan sarana olah raga di RW 7 Desa Cilampeni dan RW 3 Desa Cilampeni, Desa Mekar Rahayu dengan Taman Kebun Buah Mangga dan Saung Edukasi TPS 3R dan penataan sebagai destinasi wisata di Curug Jompong.
– Penanganan Sedimentasi, pada program kerja ini dilakukan pada Bulan Mei minggu ke 3 dan minggu ke 4, Bulan Juni minggu ke 4, Bulan Juli minggu pertama dan Bulan Agustus minggu ke 4 serta Bulan September minggu pertama dan ke 2.
Sedimentasi pada Sungai Citarum di Sektor 8 terdapat pada sungai induk sepanjang 4.700m, pada 5 anak sungai penanganannya dengan koordinasi dengan pihak BBWS dan 3 oxbow dengan berkoordinasi pihak PJT II yang pelaksanaannya melalui anggaran 2019. Penanganan sedimentasi dengan cara mengeruk didukung peralatan berupa alat berat beko dan doser menjangkau kedalaman 3 meter dan hanya menjangkau lebar sungai 8 meter. Jadi bila divisualkan secara volume bahwa sedimentasi yang terdapat pada Sektor 8 = 4.700m x 8m x 3m kurang lebih terdapat 112.800m3 (*yang harusnya ditangani oleh BBWS). Terealisasi hanya 32% atau 1.500m x 8m x 3m = 36.000m3, hal tersebut untuk mengurangi meluapnya air Sungai Citarum saat bulan hujan antara Bulan September, November dan Desember.
– Penghijauan dan karya Bakti, dilakukan pada Bulan Mei hingga Desember diantaranya dengan menanam pohon keras sepanjang bantaran Sungai Citarum pada 8 wilayah Subsektor, yakni wilayah Bantaran Jeleugong, Gajah Mekar, Pamentasan, Cilampeni, Lagadar, Nanjung, Mekar Rahayu dan Suleman.
Prioritas tanaman keras sebagai penghijauan Bantaran Sungai Citarum diantaranya Flamboyan, mahoni, mangga, durian, nangka, pete dan alpukat mengalami surplus dari target penanaman sebesar 3.000 pohon menjadi 3.430 pohon yang ditanam dikarenakan adanya permintaan dari warga untuk menanam dilokasi anak sungai. Bahkan hingga diakhir Bulan Desember masih melakukan pembibitan untuk mengantisipasi permintaan warga lagi.
Selain itu penghijauan di bantaran Sungai Citarum berupa penanaman tanaman keras, juga ditanam jenis Vetiver disepanjang bibir bantaran dengan target penanaman 16.000 batang. Namun karena keterbatasan pengadaan dari Sektor Pembibitan, maka baru terealisasi dengan menanam 10.000 atau 62% batang yang sisanya masih dalam tahapan pembibitan di bantaran Desa Cilampeni.
-Penanganan Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga, dilakukan pada Bulan Mei hingga Bulan Desember dari mulai sidak, penanganan hingga pembinaan. Menurut data yang terkumpulkan oleh Satgas Sektor 8 Citarum Harum limbah industri yang dibuang langsung ke Sungai Citarum dikarenakan tidak ada IPAL, mempunyai IPAL namun tidak aktif dan yang paling memprihatinkan adanya pihak industri yang tidak peduli dan tidak sadar akan lingkungan. Hal tersebut dapat dipetakan sebagai berikut;
-Anak Sungai Cikuray sebagai tempat pembuangan limbah cair PT. Prima Bangun Nusantara, industri olah kulit.
-Anak Sungai Ciwidey sebagai tempat pembuangan limbah cair PT. Warna Asli Indah Tekstil dan 4 whashing; atas nama Ibu Lis, H. Dodi, H. Erwin dan H. Rahmat.
-Desa Jeleugong ada 8 perusahaan washing atas nama H. Asep, Jajat, Apit, Iwan, Apis, Aep pada 2 tempat, Andri.
-Desa Gajah Mekar ada 2 perusahaan washing atas nama H. Ujang dan Toni.
-Anak Sungai Cipanya alirannya tercemar limbah yang berasal dari Kampung Melayu dan aliran anak Sungai Cibolerang.
– Anak Sungai Cibereum ada 3 perusahaan sebagai tempat pembuangan limbah cair PT. Triton, Kurnia washing dan PT Guna Mitra Prima.
– Kampung Daraulin terdapat PT Daraulin.
– Anak Sungai Cibogo terdapat penggemukan sapi.
– Anak Sungai Citegalega terdampak pencemaran kiriman aliran dari hulu anak sungai
– Anak Sungai Cibaligo terdampak pencemaran kiriman aliran dari hulu anak sungai
– Anak Sungai Cimuka terdampak pencemaran kiriman aliran dari Sungai Cimahi.
Penanganan limbah industri menghasilkan 11 perusahaan dalam pembinaan dan menandatangani komitmen tidak membuang limbah cairnya sebelum diola dengan baik ke Sungai Citarum dan dalam masa pembinaan dengan membangun IPAL. Terdapat 1 perusahaan yang menerima sangsi administratif paksaan oleh pihak dinas terkait dikarenakan tidak adanya kemauan perbaikan dan lebih dari 3x tertangkap Satgas Sektor 8 membuang limbah yang belum diolah dengan baik.
Sektor 8 berkoordinasi denga Dinas Lingkunga Hidup Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung untuk dapatnya menangani secara terpadu dalam sidak dan mempermudah sistem pengambilan sampel limbah cair menggunakan Laboratorium Mobil agar standar baku mutu dapat tercapai.
Sedangkan untuk penanganan Limbah Domestik dari rumah tangga yakni tidak memiliki Septic Tank terdapat 646KK dengan data sebagai berikut:
– Desa Cilampeni terdapat 125KK
– Desa Pameuntasan terapat 87KK
– Desa Gajah Mekar terdapat 26KK
– Desa Jeleugong terdapat 8KK
– Desa Nanjung terdapat 50KK
– Desa Mekar Rahayu terdapat 222KK
– Desa Lagadar terdapat 128KK
Adapun penanganan Limbah Domestik dari Rumah Tangga dengan berkoordinasi pihak terkait dalam hal ini pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Provinsi Jawa Barat masih dalam tahapan survei.
Sebagai catatan kegiatan lain diluar Program Kerja Sektor 8 yakni adanya even, mendapatkan kunjungan dari institusi tertentu serta tim audit dari BPKP yang secara singkat terurai dibawah ini;
30/7/2018 “Gebyar Edukasi 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) KKN Tematik Citarum Harum yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Riset DanTeknologi Pendidikan Tinggi, prof. H. Mohamad Nasir Ph.D.,Ak, Pangdam lll/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan PJT Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan. Kegiatan tersebut sebagai awal kontribusi Akademik dalam mendukung Program Citarum Harum, sebagai Tim Koordinasi adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebagai pelopor KKN Tematik, UPI melepas 2.221 mahasiswa yang disebarkan di 22 Sektor daerah hulu, tengah hingga hilir Sungai Citarum. Kegiatan KKN Tematik Citarum Harum ini diikuti oleh 19 perguruan tinggi di antaranya berasal dari IPB, ITB, Unpad, Univesitas Telkom, Unsil. Juga ada perwakilan dari 11 perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Dikti wilayah III dan IV sebanyak 400 orang. Sedangkan mahasiswa dari luar Jawa Barat dan DKI yaitu dari UGM dan Unair.
Kunjungan Kasdam III/Siliwangi, Brigjen TNI Nurcahyanto, melihat dari dekat sejak serah terima jabatan;
Kunjungan Universitas Colorado, untuk mengetahui managemen konflik dalam membenahi bantaran Sungai Citarum yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat;
Kunjungan Perkim Kepala Dinas Perumahan Dan Pemukiman (Perkim) Jawa Barat, Ir. Bambang menindaklanjuti kunjungan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam berkoordinasi dalam hal penanganan sampah sepanjang bantaran Sungai Citarum diwilayah Sektor 8;
Kunjungan Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, untuk melihat langsung kondisi Oxbow Cicukang serta melakukan rapat terbuka di Saung Edukasi bersama institusi terkait tentang perkembangan dan perubahan Program Citarum Harum yang sedang berjalan;
Kunjungan Tim Audit Inspektorat Jawa Barat dalam hal mengetahui perjalanan Program Citarum Harum hingga adanya tolak ukur perubahan sejak Satgas Sektor 8 Citarum Harum datang;
Demikian Kaleidoskop Satgas Sektor 8 Citarum Harum, semoga di Tahun 2019 Satgas Citarum Harum dapat terealisasi turun kelapangan sesuai dengan bidangnya masing-masing dengan bersinergi, sehingga tidak ada kesan ego-sektoral yang selama ini terjadi dikarenakan tidak adanya anggaran. Apalagi bila terjadi koordinasi lintas sektoral kementrian dalam pelaksanaan pada dinas didaerah agar tidak terjadi kendala atau kemandegan kerja pada program.
Berharap dengan terbentuknya Sekretariat Satgas Citarum Harum setelah Komandan Satgas (Dansatgas) yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat terpilih dan terlantik, Ridwan Kamil dapat mengisi dengan personil yang berasal dari tenaga ahli, bukan diisi oleh personil aktif pada dinas terkait. Dikuatirkan program kerja yang dibuat tidak akan berjalan seperti pengalaman pada Program sebelumnya yang hanya bersifat seremonial bukan aktif secara berkelanjutan hingga tuntasnya Program Citarum Harum yang sudah ditargetkan. Mengingat Sekretariat Citarum Harum adalah tempat untuk operasional yang diisi oleh kumpulan orang kerja bukan kumpulan pejabat sibuk***