Bandung Side, Cilampeni – Saat memasuki wilayah Sektor 8 Citarum Harum kita disambut oleh papan nama yang bertuliskan,”Wilujeng Sumping, Citarum Harum Sektor 8″. Terbuat dari rangka besi kecil tapi kokoh berdiri dengan tulisan berwarna kuning ramah menyambut setiap orang yang melintasi diwilayah yang terdapat bantaran Sungai Citarum di Desa Cilampeni, Rabu, (21/11/2018).
Wilayah bantaran Sungai Citarum di Desa Cilampeni dulunya merupakan tempat pembuangan sampah bagi warganya yang memang belum mempunyai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang secara resmi dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Sehingga sepanjang bantaran Sungai Citarum terdapat TPS-TPS liar yang oleh warga setempat mengupayakan mengelolanya dengan proses pembakaran. Akan tetapi, praktek tersebut semakin lama semakin berbuahkan hasil kekumuhan daerah tersebut, apalagi banyaknya tanaman pohon keras yang tidak terawat serta tanaman liar lainnya membuat suasana malam wilayah tersebut seram diantara temaram.
Kerja keras Satuan Tugas (Satgas) Sektor 8 Citarum Harum sejak diturunkan Bulan Februari 2018 lalu membuahkan hasil positif dengan menata kembali bantaran Sungai Citarum sesuai fungsinya dengan tidak merusak ekologi Sungai Citarum. Bantaran yang semula kumuh, lini menjadi terang benderang, rapi dengan menggalakkan penanaman pohon keras seperti flamboyan, suren, alpukat, nangka dan lain-lain.
Bahkan Sektor 8 Citarum Harum diwilayah Desa Cilampeni menjadi ikon Sektor sejak adanya Taman Tematik. Mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan tangan dingin Satgas Sektor 8 dan proses waktu dan tenaga ekstra untuk memulai dalam menata bantaran Sungai Citarum tersebut hingga menjadi sekarang ini.
Bukan hanya tamannya, bantaran Sungai Citarum di Sektor 8 juga dibuat sarana olah raga dan sarana bermain untuk anak agar warga dapat memanfaatkan dan memelihara kembali bantaran yang sudah rapi berkat Satgas Sektor 8, relawan dan inisiatif warga dalam bergotong royong membangunnya.
Keberhasilan Satgas Sektor 8 tersebut dalam menata kembali bantaran kemudian berkembang untuk membuat taman kembali yang rencananya terdapat 8 titik yang akan dibuat disepanjang bantaran tersebut. Sehingga dibutuhkan bibit-bibit tanaman untuk mengisinya dalam waktu yang singkat, padahal Sektor Pembibitan cukup kewalahan untuk menyediakan bibit tersebut apalagi untuk tanaman bunga. Sehingga Satgas Sektor 8 pun berinisiatif untuk membuat area pembibitan sendiri diwilayah Desa Cilampeni tersebut.
Dimulai dari tanaman vetiver, cabe, bunga matahari, sayuran, kacang tanah, sereh, terong, ubi jalar dan bunga beraneka ragam jenisnya sudah berhasil disemai dari lokasi pembibitan tersebut. Dibawah komando Dansub Sektor 8 Desa Cilampeni, Serka Herman sudah membuat 2 taman tematik yang begitu indah dan asri sekaligus menjadi ikon Sektor 8. Bisa dibilang bahwa arsitek taman di Sektor 8 Citarum Harum hingga menjadi ikon adalah Serka Herman.
Tetapi keberhasilan tersebut tidak dapat diraih bila Serka Herman tidak melibatkan Satgas Citarum Harum lainnya, bahkan selama 8 bulan ini sudah beberapa kali berganti formasi personil pasukannya. Sepertinya Serka Herman memahami betul tiap personil prajurit memiliki potensi yang terpendam.
Sebagai contoh Kopda Feri Askarnain dan Kopda Hasan Alex, bisa jadi memiliki potensi terpendam soal pembibitan Bunga Matahari. Setiap biji Bunga Matahari yang ditanam, membuahkan hasil tumbuh subur dan berkembang hingga menghasilkan bibit kembali dari bijinya. Bahkan bukan hanya Taman yang menjadi ikon di Sektor 8 Citarum Harum, nantinya bantaran Sungai Citarum di Desa Cilampeni akan dijadikan lautan Bunga Matahari.
“Bantaran Sungai Citarum di Desa Cilampeni dulunya begitu menumpuk timbunan sampahnya, dengan dukungan alat berat sampah sebagian dikelolah menjadi kompos disepanjang bantaran dan sebagian lagi diangkut oleh truk untuk dibuang ke TPS yang resmi milik Pemerintah Kabupaten Bandung,”kata Serka Herman.
Dalam waktu 3 bulan, lanjut Serka Herman, tanah bantaran yang mengandung kompos dapat dikelola menghasilkan tanaman-tanaman yang sudah beberapa kali didistribusikan diwilayah lain di Sektor 8. Perlu diketahui pula saat Satgas Sektor 8 dalam mengelola tanah, kandungan kompos dapat dihasilkan dari sampah tapi plastik dari berbagai jenis tidak dapat diurai oleh sifat alami tanah.
“Sampah plastik mendominasi dari tiap jengkal tanah yang akan dikelola, mulai dari botol minuman, sedotan, tas kresek, pembungkus makanan ringan, sandal, hingga stereform juga ada,”cerita Serka Herman. Berbagai jenis plastik yang dihasilkan industri sudah menjadi akrab bagi kita sebagai upaya pemanfaatan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari pula, kita menggunakan dan membuang ketempat sampah tanpa memikirkan kejadian dikemudian harinya.
Sosialisasi tentang sampah rumah tangga sudah dilakukan oleh Satgas Sektor 8 Citarum Harum, hingga memasuki musim penghujan ini masih diketemukan sampah plastik yang dihanyutkan ke Sungai Citarum yang asalnya bisa dari mana saja. Bisa dari rumah tangga, bisa dari industri yang dibuang langsung ke Sungai Citarum.
Serka Herman pun kembali menghimbau kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan bahan plastik dirumah tangga, minimal hal tersebut sebagai pendekatan sosialisasi terdekat. “Satgas Citarum Harum tidak henti-hentinya menghimbau kepada masyarakat untuk dapat mengelolah sampah rumah tangganya dengan memilah dan memilih. Sampah juga bernilai ekonomi, dapat dijual yang nantinya bisa dikelola kembali oleh industri yang membutuhkannya. Terutama mengurangi penggunaan bahan plastik, karena sampah plastik tidak dapat diurai,”pungkas Serka Herman.***