Bandung Side, Cilampeni – Program Citarum Harum yang sudah berjalan sekitar 9 bulan dengan melibatkan TNI sebagai Satuan Tugas (Satgas) dalam perlaksanaannya sesuai dengan amanat Perpres No 15 Tahun 2018, mendapat perhatian dari peneliti Universitas Colorado, Amerika. Sebut saja Melinda Laituri, seorang Profesor of Ecosystem Science and Sustainibility yang juga Direktur Pusat Geospasial dari Universitas Colorado Amerika ini pun menyambangi Sektor 8 Citarum Harum agar dapat melihat lebih dekat perubahan Sungai Citarum, Selasa (18/9/2018).
Dalam kunjungannya, Profesor Melinda langsung mendatangi Bank Sampah Mekar Rahayu yang terletak di Desa Mekar Rahayu dimana terdapat mesin Incenerator, Sarana Olah Raga dan Taman yang terletak dibantaran Sungai Citarum, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
Kolonel Czi Aby Ismawan selaku Komandan Sektor (Dansektor) 8 Citarum Harum mengatakan bahwa lawatan peneliti dari Universitas Colorado ini difasilitasi oleh Kemenko Maritim dan Kedutaan Besar Amerika, dalam melakukan penelitiannya tentang DAS Citarum. Karena selama ini Profesor Melinda sudah mendapatkan informasi tentang perkembangan Sungai Citarum saat ini serta ingin membuktikannya secara langsung tingkat keberhasilan Satgas Citarum Harum dalam memperbaiki DAS Citarum.
“Kunjungan ini semakin menguatkan kita untuk secepatnya mewujudkan Sungai Citarum menjadi Harum kembali,”kata Kolonel Aby Ismawan.
Hadir dalam kunjungan ini Mr Nathan dan Mrs Murni dari Kedutaan Besar Amerika, serta Rofi Alhanif selaku Kabid Pelatihan Maritim, Kemenkomaritim juga perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
Sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu dari luar negeri Kolonel Aby Ismawan, menjelaskan secara langsung tentang latar belakang bantuan mesin Incenerator yang merupakan bantuan dari Kemenristekdikti. Bahwa permasalahan krusial Sungai Citarum selain menjadi tempat pembuangan limbah cair dari industri, juga sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar Sungai. Dengan adanya Program Citarum Harum upaya percepatan melokalisir sampah dibutuhkan cara pendekatan yang bersifat budaya yakni sosialisasi kepada masyarakat tentang cara pengelolahan sampah rumah tangga sebaiknya dipilih dan dipilah. Tujuan memilih dan memilah sampah agar dapat mengetahui sampah organik dan an-organik, bila sampah tersebut bersifat organik maka dapat diolah untuk dijadikan pupuk atau kompos atau pun dapat bernilai ekonomis. Sedangkan sampah an-organiknya dapat dimusnakan menggunakan incenerator.
Kunjungan selanjutnya ke Taman Tematik dan sarana olah raga dibantaran Sungai Citarum yang berada di Desa Cilampeni, Kolonel Aby Ismawan memberi keterangan bahwa yang awalnya bantaran Sungai Citarum berupa gunungan sampah yang tidak terurus dengan bau sangat menyengat serta banyaknya bangunan liar yang berdiri disepanjang sepadan bantaran Sungai Citarum. Kembali upaya pendekatan yang bersifat sosial bahwa meyakinkan kepada masyarakat bila memanfaatkan bahkan mengalih fungsikan bantaran Sungai Citarum adalah merupakan pelanggaran dan salah menurut hukum. Sehingga menghasilkan kesadaran masyarakat untuk membongkar dengan sendirinya bangunan yang dianggap liar tersebut.
“Bahkan Taman Tematik dan sarana olah raga tersebut menjadi ikon Sektor 8 yang manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat Desa Cilampeni dan sekitarnya dalam melakukan kegiatan yang bersifat masal, seperti untuk senam, arena bermain anak, bahkan saat idhul Adha kemaren pun bantaran tersebut sudah digunakan untuk sholat ied oleh masyarakat,”ujar Kolonel Aby.
Profesor Melinda mendapatkan kesan yang mendalam dalam kunjungannya di Sektor 8 Citarum Harum.”Ini bisa menjadi salah satu percontohan kolaborasi Desa dan Pemerintahan yang baik, alangkah lebih baik lagi jika lebih banyak komunitas yang bisa dilibatkan dan merasa ikut memiliki. Saya sangat Impresif sekali, ini adalah Project yang sangat hebat yang harus dilakukan untuk menyelamatkan sungai dan menjadi penting untuk semua komunitas agar secara bersama-sama melaksanakan Project ini di sepanjang Sungai,”ucap Melinda.***