
Bandung Side, Cibaligo – PT Y Not Kreasi Indonesia sebagai perusahaan yang memproduksi liquid vape menjadi pelopor taat pajak telah resmi dibuka dan beroperasi, Rabu (29/8) di jl.Cibaligo 76E Cimahi dan siap berkspansi keluar negeri.
Pembukaan pabrik yang sekaligus sebagai tempat sosialisasi pengenaan tarif cukai vape oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengawali prosesi tersebut dihadiri oleh Kepala Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung: Onny Yuar Hanantyoko, Kasubdit Tarif Cukai Dan Harga Dasar Bea Dirjen Bea Cukai RI:Sunaryo, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Dan Perindustrian Cimahi: Adet Chandra Purnama, Sekretaris Dinas Penanaman Modal Dan PTSP Kota Cimahi: Danu,AR., Kepala Bidang Pelayanan Perijinan Perekonomian DPMPTSP: Dodi Mulyono Hadi, komunitas vape serta undangan pengusaha vape yang ada di Cimahi dan Bandung.
“Secara legal formal liquid vape disamakan dengan tembakau regulasinya telah tersosialisasi sejak 1 Juli 2018 menurut undang-undang No. 146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, hingga pada Tanggal 1 Oktober 2018 regulasi tersebut sudah berjalan. Maka dari itu perusahaan liquid vape sudah harus memiliki NPWP KC, kata Onny Yuar Hanantyoko.
Apalagi sekarang, lanjut Onny, konsumen semakin jeli dalam membeli barang, yakni tidak akan membeli bila barang tersebut tidak legal. Dan pada liquid vape ini masyarakat juga dapat berperan serta bila ada liquid vape dipasaran atau di store vape tidak ada tanda pita cukainya bisa melapor.
Sedangkan Azis yang mewakili PT Y Not Kreasi Indonesia (Why Not) mengatakan,”Dengan diresmikannya Why Not kami sangat bersemangat untuk membayar pajak, sehingga proses produksi liquid vape akan segera berjalan”.
Penantian yang cukup lama dari 5 tahun yang lalu berjuang untuk menjadi perusahaan legal, yang semula kita import untuk mendatangkan liquid di store kami, sekarang kita bisa produksi sendiri dan makin banyang peluang membuka tenaga kerja, tambah Azis.
Rokok elektrik atau yang dikenal dengan istilah “Vape”, merupakan rokok modern dan popular di era digital ini, dan kini Vape merupakan sebuah pilihan sebagai pengganti rokok oleh sebagian perokok. Bahkan vapor (menggunakan vape) telah menjadi sebuah gaya hidup baru bagi pencinta lifestyle di berbagai kota besar di Indonesia bahkan dunia.
Banyak sekali pro-kontra mengenai penggunaan vapor ini di masyarakat. Namun, hingga saat ini belum ada riset mendalam mengenai bahaya dari Vape ini. Bahkan penelitian bahaya penggunaan Vape secara jangka panjang belum pernah ada. Karena trend rokok elektrik / Vape sendiri bisa dibilang masih baru di masa sekarang secara vapor dikembangkan pertama pada tahun 2003.
Vape / Vapor sendiri bisa dibilang lebih mahal dari rokok konvensional, harga vape kit berkisar 400 ribu – 2 juta rupiah, selain itu menggunakan liquid vape dan sebagai sumber listrik menggunakan batre. jadi bila menginginkan vape sebagai gaya hidup harus merogoh kocek dulu sebesar kurang lebih 700 ribu – 1 juta. Sedangkan liquid bisa satu bulan sekali dengan pengeluaran sekitar 95 ribu – 150 ribu.
Vape diklaim lebih sehat dan bagus dibandingkan rokok konvensional biasanya. Memang salah satu zat yang terkandung oleh Vape dan biasa dijumpai rokok pada umumnya adalah nikotin. Namun perlu diingat bahwa tidak semua essensial liquid menggunakan nikotin cair.
Vape juga tidak mengandung tar yang meninggalkan bekas kuning di pakaian, sehingga bahaya pelapisan tar di paru-paru tidak terjadi dan Vaping tidak menyebabkan baju bolong karena api yang memercik pada baju seperti pengguna rokok. juga sepertinya para pria jomblo akan lebih mudah mendapatkan cewek, terutama cewek yang tidak suka bau rokok biasa, vape tidak menimbulkan bau akibat merokok.
“Vape sangat membantu sekali, saya sangat bersyukur karena sudah bisa melupakan rokok konvensional. Sebab tidak hanya manfaat yang telah saya rasakan tapi juga karena rasa essensial liquid yang bermacam macam seperti buah-buahan, permen karet dan juga roti sudah ada di store vape, membuat saya tidak bosan untuk Vaping,” kata Wulan, pekerja salah satu radio terkemuka di Kota Bandung yang sudah 6 bulan meninggalkan rokok konvensional.
Menurut Wulan, penggunaan vape/vapor lebih aman untuk kesehatan dan tentunya lebih hemat daripada rokok biasa. Nafas kami lega, harum. Kalau mau Vaping disamping orang lain juga tidak terganggu. Karena tidak berbau asap tembakau tetapi berbau harum.
Wulan juga mengajak kepada teman temannya untuk meninggalkan rokok. Jika belum mampu, silahkan meniru dirinya untuk menggunakan Vape. Karena ini lebih baik daripada rokok pada umumnya.
Dari perkembangan gaya hidup menggunakan Vape itulah menjadi inspirasi Dicky Herdianto pemilik Why Not dengan memproduksi liquid sendiri, karena permintaan pasar begitu banyak di Indonesia dan pemainnya sedikit karena masih mengandalkan liquid import.
“Cairan essential liquid yang kita buat merupakan kreasi sendiri dari rasa dan pewarna seperti layaknya kita membuat kue. Bedanya, semua bahan itu saya racik ke dalam essential shisha dan vape. Pasar di luar sangat antusias memang baru kali ini ada essential vape yang rasanya seperti dessert,”kata Dicky.
Tidak lain dan tidak bukan karena terinspirasi dengan keragaman kuliner di Kota Bandung juga, Dicky menciptakan liquid vape dengan cita rasa aneka kue legit yang saat ini lagi hits. Misalnya rasa cheese cake, stroberi milky, mango mint dan masih banyak lagi yang sudah dalam daftar list proses produksi.
Selain memenuhi permintaan di Indonesia, Dicky bersama rekannya mulai mengembangkan bisnisnya di luar negeri, khususnya Timur Tengah. “Essensial bercita rasa kue memang laris manis di Timur Tengah karena inovasi ini hanya ada di Indonesia,”seru Dicky.
“Berkat dukungan pemerintahan dan perizinan yang dipermudah, Why Not sebagai perusahaan yang memproduksi essential liquid vape sekarang bisa lebih percaya diri untuk mengembangkan usahanya di level dunia,”pungkas Dicky.
Peresmian Why Not juga diikuti dengan tour factory, agar tamu undangan dapat melihat proses produksi liquid vape dipabrikan Why Not sangat mengutamakan kecermatan dan hygienenees pada ruangannya dan dilanjutkan dengan ramah-tamah.***