Karya Bakti Bersama Warga, Upaya Sektor 4 Dalam Pembinaan

Bandung Side, Majalaya – Sebagai pengemban amanah Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, Satuan Tugas Sektor 4 Citarum Harum yang di komando oleh Komandan Sektor (Dansektor) 4, Kol. Inf. Kustomo Tiyoso melakukan Karya Bakti bersama komponen masyarakat menyusuri Sungai Cikakembang yang merupakan anak Sungai Citarum, Minggu (5/8).

Karya Bakti yang dipimpin oleh Danpos Padamulya, Serka Joko Prasetiyo melakukan apel pagi sebelumnya sebagai persiapan dan arahan untuk susur Sungai Cikakembang agar dibersihkan dari sampah rumah tangga, limbah maupun faktor lain yang menyebabkan pendangkalan dan penyempitan badan sungai.

Tampak hadir dalam apel pagi Satgas Sektor 4 Citarum Harum wilayah Padamulya, warga Rw 8 Padamulya, Mahasiswa KKN Tematik, relawan wakil dari pabrik dengan total peserta 140 orang yang mengikuti Karya Bakti tersebut. “Karya Bakti di Hari Minggu ini diwilayah Padamulya yang memiliki Sungai Cikakembang menjadi konsentrasi pembersihan di Sektor 4. Sebelumnya melalui patroli Satgas yang memberi informasi bahwa Sungai Cikakembang merupakan sungai yang vital dibutuhkan masyarakat untuk pengairan sawah. Tapi kondisinya sangat memprihatinkan, dari hulu terjadi penyempitan dan pendangkalan, menjadi tempat alternatif pembuangan sampah, limbah rumah tangga khususnya MCK bagi yang tidak memiliki septiktang maupun limbah pabrik. Karena lokasi pabrik yang ada diwilayah Padamulya sebagian besar berada dibantaran Sungai Cikakembang”.

Kegiatan pembersihan dengan susur Sungai Cikakembang menempuh kurang lebih jarak 2km, lanjut Joko, sehingga untuk pembersihan dilakukan pembagian wilayah sektor menjadi 8 wilayah dengan penyebutan sektor A sampai Sektor H. Bila diterjemahkan dalam mapping bahwa lokasi sektor A berada dibelakan pabrik PT PMTI yang merupakan hulu Sungai Cikakembang yang masih ada lahan sawah, berjarak kurang lebih 200m yang harus dibersihan berlanjut ke kesektor B. Sektor B yang berada dibelakang pabrik PT Purnama dengan kondisi khusus karena ada MCK Umum warga Padamulya dilakukan pembersihan dengan jarak 100m menuju sektor C. Sektor C berlokasi dijembatan dekat rumah Ibu Imas, Lurah Padamulya memiliki jarak yang lebih panjang yakni 400m untuk dibersihkan dikarenakan selain ada dibelakang pabrik tekstil, Sungai Cikakembang mengalir dirumah warga. Selanjutnya Sektor D yang memalui jembatan Ciuwur RW 11 dekat SMK N Majalaya berjarak 200m menuju Sektor E. Berlokasi tepat dibelakang pabrik PT Gunajaya berjarak 200m mengalir didaerah persawahan dan rumah tangga wilayah Padamulya. Menuju Sektor F, G dan H yang special karena bila sektor lain masih ada bantaran sungainya tapi sektor tersebut tidak ada, jadi harus langsung terjun kesungainya yang kanan-kiri terdapat bangunan tinggi antara pabrik dan rumah warga untuk mengambil sampah dan batu-batuan yang menyebabkan sampat nyangkut dan menumpuk dalam waktu lama.

Tampak peserta Karya Bakti telah membawa peralatan seperti cangkul, sekop, penggarukan, karung untuk tempat sampah seperti hendak bertempur melawan sampah dengan tujuan anak Sungai Citarum yakni sungai Cikakembang bersih kembali. Tidak lupa sepatu booth, kaos tangan dan masker hidung sebagai pelengkap perang lainnya untuk melawan sampah.

Bersama Dansektor 4 Kol. Inf. Kustomo Tiyoso, Bandung Side dan perwakilan Apindo Kabupaten Jawa Barat, Asep Suhadi menyusuri Sungai Cikakembang yang dimulai dari hulu belakang pabrik PT PMTI yang sudah mengalami penyempitan dan pendangkalan. Padahal, air Sungai tersebut untuk irigasi sawah yang merupakan salah satu penghidupan warga Padamulya.

“Dengan susur sungai kita dapat mengidentifikasi kondisi parah Sungai Citarum juga berasal dari anak-anak sungainya. Selain sebagai tempat pembuangan limbah pabrik, limbah rumah tangga khususnya MCK dan sampah sangat dominan berada disepanjang aliran Sungai Cikakembang dari hulu yang kita susuri hingga berjarak 400m ini,”kata Dansektor Kol. Inf. Kustomo Tiyoso.

Bahkan tadi diketemukan sampah kain yang sudah menumpuk dan tebal teronggok ditepi Sungai Cikakembang, lanjut Kolonel Kustomo, yang kondisinya menjadi penghalang aliran air. Mungkin warga ada yang berbisnis kain tapi sisa kain yang menjadi limbah dibuang sembarangan disungai. Bahkan ada upaya positif dari warga untuk memasang jaring diujung jembatan yang digunakan warga, agar tidak sembarangan lempar sampah ke sungai atau area kosong diwilayah Padamulya.

Identifikasi aliran Sungai Cikakembang terus berlanjut hingga menemukan “Hong” tak ber-tuan, yang menurut satgas Sektor 4 kadang mengeluarkan aliran air berwarna hitam. Hong yang berada dibawah aliran kali kecil warga secara sepintas tidak akan terlihat karena derasnya aliran menuju Sungai Cikakembang. Setelah konfirmasi ke warga, mendapatkan informasi bahwa Hon tersebut merupakan aliran air yang sudah tidak terpakai. Tapi dengan tegas Kolonel Kustomo memerintahkan Satgas Sektor 4 untuk menutup Hong tersebut dengan pertimbangan agar tidak mengalir ke Sungai Cikakembang seandainya dipergunakan membuang limbah entah dari mana.

“Alhamdulillah…Karya Bakti pertama kali susur sungai mendapatkan respon positif dari warga dan pabrik disekitar aliran Sungai Cikakembang. Terbukti dengan adanya warga Padamulya yang mau terlibat dengan suka rela membersihkan sungai. Merupakan pola pembinaan yang kami lakukan di Sektor 4 baik kepada pengusaha tekstil maupun warga, agar peduli dengan lingkungannya. Permasalahan sampah dan limbah menjadi ikon dominan yang secara terus-menerus membebani Sungai Citarum menjadi kotor. Hendaknya warga segera sadar dan menjadi bijak dalam mengelolah limbah rumah tangganya, begitu juga dengan pengusaha tekstil agar segera memperbaiki IPALnya agar berfungsi dengan baik. Menyeimbangkan antar produksi dan limbah yang dihasilkan jangan berlebihan, sehingga akan cenderung nakal dengan membuang limbahnya langsung ke Daerah Aliran Sungai Citarum,”seru Kolonel Kustomo.

Dibenarkan oleh Asep Suhadi yang mewakili Apindo Kabupaten Bandung, bahwa harapan Dansektor 4 Kolonel Kustomo sangatlah relevan. Sebagai pengemban Perpres No 15 Tahun 2018 memiliki tanggung jawab besar agar Sungai Citarum kembali Harum. Selain dibutuhkan kerjasama seluruh komponen masyarakat Majalaya, juga dibutuhkan komitmen yang secara terus-menerus dijalankan guna menjaga lingkungan. Jangan sampai budaya menjaga lingkungan dan gotong royong hilang sirna karena ego sentris yang hanya menguntungkan diri sendiri sesaat selalu menjadi pandangan pertama dalam menyelesaikan masalah bersama.

“Program Susur Sungai untuk membersihkan Sungai Cikakembang oleh Satgas Citarum Harum mendapatkan dukungan penuh bagi Apindo Kabupaten Jawa Barat. Apalagi dengan gotong royong, baik pihak pengusaha maupun warga bersatu padu berkomitmen peduli lingkungan, khususnya dengan adanya Program Citarum Harum. Apindo tidak bisa berjalan sendiri untuk memulihkan Sungai Citarum kembali menjadi harum. Keterlibatan warga secara gotong royong, baik dalam karya bakti maupun dalam sikap bijak mengendalikan sampah rumah tangganya,”papar Asep Suhadi.

Tidak semudah membalikkan telapak tangan, tambah Asep, Sungai Cikakembang yang alirannya menuju Sungai Citarum harus terus-menerus diupayakan pembersihannya. Dengan satu kali pembersihan ini belum cukup, harus secara periodik dan efektif melihat kondisinya yang sudah terjadi pendangkalan dan penyempitan kita upayakan untuk kembali dirapikan sebagaimana mestinya, agar tetap dimanfaatkan airnya oleh warga untuk pengairan sawah atau memelihara kolam ikan.

“Sungai Cikakembang merupakan salah satu anak Sungai Citarum yang mengalami nasib malang bila tidak segera diselamatkan pencemarannya. Karena wajah Cikakembang juga wajahnya Majalaya. Bila Majalaya yang dulu dalam sejarahnya pernah mengalami masa kejayaan dibidang tekstil dikenal sampai ke eropa. Seiring dengan kembalinya Sungai Citarum kembali harum, masa kejayaan itu akan teraih kembali,”pungkas Asep.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan