Ketua DPD Partai Golkar, H Deden Y Hidayat SE, MM menyatakan strategi untuk menyasar kaum milenial Kota Bandung sudah lebih dulu dilakukan sebelum Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menggelorakan program 4G sebagai strategi utama partai.
Salah satu langkahnya yaitu merombak kepengurusan partai dengan memberikan posisi bagi politisi muda. “40 persen pengurus Golkar Kota Bandung anak muda, memang sudah berjalan dan sekarang kita juga sedang menyesuaikan ke 4G dan buat Kota Bandung tidak terlalu sulit karena sudah berjalan,” kata Deden usai berdiskusi di Cafe Halaman, Jalan Tamansari No.92, Bandung, Kamis (26/04/2018).
Deden menuturkan potensi kaum milenial cukup signifikan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 ini. Dia pun mematok target mampu menambah sekitar 39 ribu suara di Kota Bandung baik untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) ataupun Pemilihan Gubernur (Pilgub). Target tersebut dirasa Deden sangat realistis mengingat keberadaan pemilih pemula masih mencair di Kota Bandung. Dari data yang diperolehnya, hanya sebesar 28 persen warga yang sudah menentukan pilihannya. Sehingga dia akan meraup sebesar-besarnya dukungan dari 72 persen warga yang masih belum menentukan sikap.
“Di Pileg 2014 kita dapat 131.891 suara dan mendapatkan jatah 11,9 persen kursi di DPRD. Untuk Pilwalkot dan Pilgub ini di Kota Bandung target kita naik 30 persen lagi dari 2014,” urai Deden melanjutkan.
Deden menambahkan lag, sesuai arahan dari Airlangga, dia akan mendongkrak percepatan pembangunan termasuk di internal partai dengan menggenjot suara kaum milenial melalui program 4G, yakni optimalisasi perubahan dan kemajuan teknologi berbasis digital.
Kemudian, Deden sudah menyiapkan rancangan strategi untuk mengelola kaum milenial yang banyak beraktifitas melalui internet. Namun, tetap tidak meninggalkan langkah konvensional guna memperkuat kader Partai Golkar dari kaum non milenial.
Deden menyadari, untuk meraih suara atau pun merangkul generasi milenial bukanlah hal mudah. Namun, perlu pembuktian dan langkah kongkrit yang dapat menarik perhatian mereka, selain melakukan regenerasi. Sebuah terobosan infestasi social dan pelatihan kepemimpinan bagi generasi muda telah ia lakukan sejak tahun 2013 lalu. Tepatnya, sebelum ia menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung.
“Strateginya bisa melalui formal atau bisa memberikan ruang kepada generasi muda, sebagai proses pembelajaran, pendewasaan dan kemandirian, dan yang bersifat formal tentu lewat program partai. Media center ada 6 enam program, dan salah satunya adalah di dunia media sosial, memang komunikasi tidak melulu digital tetep ada komunikasi konvensional, karena kondisi real masyarakat,”ungkap Deden.
Program 4G yang diusung oleh pengurus pusat juga menekankan agar partai lebih terbuka bagi kawula muda. Selain itu, proses penerimaan juga lebih adil dengan mempertimbangkan kualifikasi kaun muda yang mampu berbuat banyak di panggung politik.
“4G membuka peluang bagi generasi muda berkompetisi lebih santun, sering kalau yang tradisional ada ‘unsur’ lain, dan sekarang ini lebih terbuka dan fair jadi yang akan mengukur kemampuan dari yang bersangkutan, makanya generasi muda persiapkan,” pungkas Deden.
Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Fajar Arif Budiman S.IP, MIP, Golkar kuat karena ‘pemilik sahamnya’ berasal dari anak-anak muda yang kuat serta berani. Partai Golkar pun sudah merespon hadirnya 86 juta generasi milenial tersebut.
“Generasi milenial sudah cenderung apatis terhadap politik. Sehingga kalau tidak diberikan pemahaman dan mampu mengakomodir kepentingan politiknya akan sulit. Tapi saya percaya, Partai Golkar sudah membuktikan sebagai partai yang tangguh. Buktinya walaupun sudah digonjang-ganjing, hingga saat ini masih tetap bertahan dan cenderung menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujar Fajar.
“Yang bisa memahami milenial adalah milenial itu sendiri. Kaum milenial punya perspektif sendiri soal negara. Dan, Airlangga merupakan sosok yang tepat untuk menjangkau keinginan para kaum milenial ini. Bahkan Golkar juga sudah berani mengisi para kadernya dari unsur pemuda. Dan, saya percaya Golkar sudah mampu kembali dan menyesuaikan diri dengan generasi milenial,” lanjut Fajar.
Sedangkan, Dosen dan Peneliti Pusat Studi Reformasi Birokrasi dan Lokal Governance FISIP UNPAD Yogi Suprayogi Sugandi PhD menerangkan generasi milenial merupakan investasi sosial untuk partai politik. Bahkan, di beberapa negara, investasi sosial ini sudah ditetapkan dan sukses. Seperti di Jerman. Dan, Golkar harus bisa menjaring sebanyak-banyaknya generasi milenial.
“Salah satu hentakkan yang dihadapi Golkar adalah di tahun 2030 di mana harus ada energi baru yaitu kaum milenial sebagai investasi jangka panjang,” tandas Yogi.
Diskusi Golkar yang dihadiri oleh puluhan wartawan, dipandu oleh M.Bena Aji Satria, S.IP selaku Bendahara Umum DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bandung (2018-2021).***