Bandung Side. Maret 2018 – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) memperkuat komitmennya untuk mengembangkan peternak sapi perah di Indonesia melalui program Farmer2Farmer (F2F) dengan memberikan pelatihan manajemen bisnis yang komprehensif untuk peternak sapi perah di Lembang dan Pangalengen, Jawa Barat, seperti yang telah diungkapkan oleh DDP Manager and FDOV Project Frisian Flag Indonesia, Akhmad Sawaldi, pada acara Penutupan Program Farmer2Farmer 2018, Kamis (1/3/2018).
Materi manajemen bisnis baru akan mulai diajarkan kepada peserta peternak sapi perah tahun ini untuk menyelesaikan rangkaian pelatihan praktik peternakan sapi perah (GDFP) dalam program F2F. Sejak dimulai tahun 2013, program F2F sudah berhasil menjangkau hampir 1.000 peternak sapi perah lokal di Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Kami memahami bahwa pengetahuan dan keterampilan GDFP tidak lagi cukup bagi peternak sapi perah untuk mengembangkan praktik peternakan mereka. Mereka perlu memahami pengelolaan bisnis dan administrasi agar bisa mengembangkan peternakan sapi perah secara berkelanjutan. Kami percaya pada potensi peternak sapi perah lokal ini dengan demikian, kami akan memberikan dukungan secara terus menerus untuk memberdayakan mereka lebih jauh,” kata Akhmad pada acara yang diadakan di Hotel & Restoran Sindang Reret, Cikole, Bandung, Jawa Barat.
Program F2F diawali dengan tujuan untuk mendorong peternak sapi perah lokal menerapkan GDFP secara konsisten dan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi susu masyarakat Indonesia. Melalui inisiatif ini, FFI mengembangkan dan menerapkan serangkaian pelatihan intensif serta program pendampingan dan pemantauan. Materi pelatihan GDFP meliputi kesehatan hewan, higienitas pemerahan susu, pemberian pakan dan minum ternak, pengelolaan kesejahteraan hewan, dan sistem pengelolaan limbah.
Untuk lebih memberdayakan peserta F2F, terutama yang telah mengikuti program ini sejak tahun lalu, serangkaian pelatihan bisnis dan administrasi dasar juga akan dilakukan dalam program ini.
“Setelah mendapat tanggapan positif dari peserta F2F, tahun ini kami juga memperluas inisiatif program ke daerah lain, yaitu Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur. Kami melihat potensi yang luar biasa di Jawa Barat memasuki tahun ke-6, Farmer2Farmer telah menjangkau hampir 1.000 peternak sapi perah lokal dan mulai menjangkau area cakupan baru 1 dan Jawa Timur, sehingga kami memutuskan untuk memperluas inisiatif F2F di provinsi-provinsi ini. Kami bahkan melihat semakin banyak peserta peternak sapi perah wanita di sini, yang menunjukkan bahwa profesi ini telah diterima tanpa batasan gender dan terbukti berkontribusi pada kesejahteraan keluarga,” tambah Akhmad.
Rangkaian pelatihan dalam program F2F diselenggarakan oleh para ahli berpengalaman dari FFI dan juga para peternak Belanda yang telah sukses, dimana mereka terbang melintasi dunia untuk membimbing peserta F2F. Tahun ini, F2F menghadirkan tiga peternak Belanda yang telah sukses, yaitu Paul Sinnige, Adinda Roerink, dan Minne Holtrop, untuk melatih peserta F2F di Jawa Barat dan Jawa Timur dari tanggal 12 sampai 27 Februari.
Selama kunjungan, para Peternak Belanda juga berbagi pengalaman mereka dalam membangun usaha peternakan sapi perah yang sukses untuk menginspirasi petani lokal agar terus mengembangkan peternakan mereka.
Usep Dadang, 38 tahun, peternak sapi perah asal Lembang, Jawa Barat, yang menghadiri upacara penutupan mengakui bahwa program F2F telah membantunya meningkatkan usaha peternakan sapi perah. “Saya telah mengikuti program F2F sejak 2016 dan merasakan begitu banyak manfaat dari program ini. Saya telah beralih dari praktik peternakan konvensional ke modern yang diajarkan pada program F2F ini, dan sekarang saya telah mengalami perkembangan yang signifikan pada kualitas dan produktivitas peternakan sapi perah saya,” ungkap Usep Dadang.
Sementara itu, Dedi Setiadi, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) yang menghadiri acara penutupan tersebut mengatakan, “Saya menyaksikan perubahan secara bertahap pada peternak sapi perah ini setiap harinya. Mereka sekarang mengerti bagaimana praktik peternakan sapi perah seharusnya dilakukan. Mereka bahkan memiliki kepercayaan diri untuk mengajar dan mendorong tetangga peternak sapi perah mereka untuk mulai menjalankan GDFP saat mereka telah merasakan manfaat dari praktik tersebut dan bisnis peternakan sapi perah mereka mulai berkembang. Saya berharap FFI akan terus memperluas program F2F ke daerah-daerah lainnya di Indonesia.”
Implementasi F2F telah menghasilkan pertumbuhan bisnis yang positif bagi para pesertanya. Sebagian besar bisnis peternakan peserta mengalami pertumbuhan dalam beberapa bulan setelah mereka mulai menerapkan GDFP. “Kami sangat senang dengan antusiasme para peserta F2F untuk secara aktif mengikuti program kami, terutama melihat peningkatan GDFP mereka. Hal ini mendorong kami untuk melanjutkan upaya kami untuk menginspirasi dan mendukung para peternak sapi perah untuk menerapkan praktik ini secara konsisten dan berkelanjutan karena kami percaya bahwa potensi pertumbuhan ekonomi di kalangan peternak sapi perah di Indonesia masih sangat tinggi.
“Kami berharap dapat terus memperkuat program kami dengan menjangkau daerah lain di Indonesia dan memperbaiki materi pelatihan kami secara bertahap, yang bertujuan untuk menjangkau lebih banyak peternak sapi perah lokal di Indonesia,” ujar Operations Director Frisian Flag Indonesia, Vedavyas Vemuri.
Program Farmer2Farmer diselenggarakan melalui kolaborasi FrieslandCampina dan FFI dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang-Jawa Barat, Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Jawa Barat, Koperasi Bangun Lestari Tulung Agung, Jawa Timur, Koperasi Usaha Tani Ternak (KUTT) Suka Makmur, Jawa Timur dan dukungan penuh dari Pemerintah Belanda melalui instrumen kemitraan publik-swasta Kementerian Luar Negeri Belanda, yakni FDOV. Melalui FDOV, FFI memanfaatkan kesempatan tersebut untuk secara substansial memperbaiki produktivitas dan keberlanjutan di kalangan peternak, melalui pelatihan dan dukungan teknis.
Implementasi Program Farmer2Farmer diharapkan dapat mengatasi masalah perekonomian para peternak sapi perah serta memenuhi kebutuhan susu segar di Indonesia.***