Bandung Side, Mar 2018 – PT Indofarma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di bidang usaha industri farmasi. Perseroan penyedia barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dibidang farmasi, diagnostik, alat kesehatan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perseroan. Aktif galang sinergi dengan para pelanggannya serta mitra bisnis yang bergerak di pasar farmasi nasional, khususnya di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Direktur Keuangan & Human Capital PT Indofarma (Persero) Tbk, Wahyuli Syafari menyebutkan pasar Jabar, masih sangat potensial bagi Indofarma. Menurut dia, sekitar 10 persen sumbangsih untuk pasar nasional, karena jumlah penduduknya sangat besar hampir 48 juta jiwa. Tentunya, pasarnya sangat loyal, untuk produknya, hal ini menjadi primadona tersendiri.
”Misi kami akan terus membangun konsistensi kualitas produk melalui fasilitas dan sistem berbasis risiko mutu. Tentunya, juga akan terus meningkatkan efektifitas dan efesiensi supply chain management melalui enterprise resource planning dan perbaikan proses bisnis,” papar Wahyuli, saat customer gathering bertajuk ”Bersinergi untuk Tumbuh dan Berkembang Bersama” di Hotel Bidakara Grand Savoy Homan Jalan Asia-Afrika, Bandung, Sabtu (24/3).
Untuk menjaga kualitas, Wahyuli melanjutkan, pihaknya senantiasa selalu patuh pada pemenuhan standarisasi regulasi farmasi di Indonesia. Hal ini, akan mampu menempatkan Indofarma sebagai cerminan entitas usaha yang mematuhi regulasi dalam menyediakan obat berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
”Gathering kali ini, dihadiri Dua distributor besar dan 29 sub distributor. Tentunya, kami juga sangat mengapresiasi kepada seluruh distributor dan sub distributor yang telah bekerjasama selama ini. Selain itu, kami juga memberikan penghargaan tersendiri bagi distributor yang berprestasi,” kata Agus Pamono, Marketing Manager PT Indo Farma Tbk., saat mendampingi Wahyuli Syafari wawancara.
Tapi Indofarma kali ini, lanjut Wahyuli kembali, memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat dengan menyediakan produk obat generik. Hal tersebut, masih menjadi andalan perusahaannya untuk pangsa pasar nasional.
Berdasarkan data Intercontinental Marketing Service (IMS), pasar produk etikal tumbuh 1,65 persen di tahun 2017. ”Peningkatan ini, disebabkan pasar di kelompok etical generik sebagai efek dari penerapan sistem Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia. Program JKN ini telah dimulai dari 2014, hingga sekarang masih menjadi pasar yang menjanjikan bagi penjualan produk perusahaannya,” ujar Wahyuli.
Selain obat generik lanjutnya, perusahaannya juga menyediakan produk obat, herbal, dan alat diagnostik yang berkualitas dibidang kesehatan. Tentunya, dengan dukungan distributor farmasi nasional yakni PT Indofarma Global Medika dan PT Mensa Bina Sukses dengan jumlah 70 cabang. Dengan jumlah distributor tersebut, produk Indofarma dapat diperoleh di apotek dan rumah sakit diseluruh wilayah Indonesia.
”Hal ini untuk peningkatan pemerataan distribusi produk Indofarma di pasar farmasi. Kami telah bekerjasama dengan para mitra bisnis yang bergerak di pasar farmasi nasional, seperti Pedagang Besar Farmasi dan Apotek,” pungkasnya.***