Rayakan Lunar New Year Dinner di Pago Restaurant bersama Keluarga

Bandung Side, Feb 2018 – Perayaan Tahun Baru Imlek bagi etnis Tionghoa diisi dengan peribadatan, yakni sembahyang kepada Thian (Tuhan Yang Maha Esa), dan meramaikan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari sembahyang tersebut adalah sebagai rasa syukur dan harapan agar rezeki melimpah di masa yang akan datang.

Dalam keseharian bergelut dengan pekerjaan serta kesibukan lainnya, kadang kita mengalami kesulitan untuk berkumpul dengan keluarga dekat atau saudara dari jauh. Sehingga, momen Tahun Baru Imlek pun dimanfaatkan untuk istirahat sejenak dari pekerjaan dan berkumpul dengan keluarga. Lewat Tahun Baru Imlek, kita bisa ngobrol soal pengalaman hidup, terutama mengenai apa yang sudah kita alami selama setahun belakangan. Maka dari itu, ketika merayakan Tahun Baru Imlek, biasanya kita dilarang marah atau berkata kasar kepada keluarga.

Dalam merayakan pencapaian setahun kebelakang dan merencanakan keberhasilan ditahun yang akan mendatang, merupakan momen tersendiri dan sangat spesial bagi keluarga Tionghoa, sehingga memeriahkan kebersamaan di tahun Anjing Bumi, The Papandayan Hotel mengadakan Lunar New Year Dinner di Pago Restaurant.

Dinner bersama keluarga ini akan dilangsungkan tidak hanya sehari, melainkan dua hari yaitu pada hari Kamis, 15 Februari 2018 dan Jumat, 16 Februari 2018 dari pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB.

Pada hari Kamis, 15 Februari 2018 Pago Restaurant menyajikan berbagai varian menu yang sangat menggugah selera yang akan semakin menyemarakkan Lunar New Year. Mulai oriental style potato salad, spicy jelly fish salad, Chinese “Yee Sang” salmon salad, dan pilihan lainnya di bagian salads & cold display.

Pada bagian soup, keluarga anda dapat menikmati crab & asparagus soup, hot&sour soup dan aneka roti pilihan. Menu utama yang disediakan sangat beragam, seperti steam of chicken fillet dengan bumbu jahe, fried king prawn dengan bumbu telur asin, tumis Green Kaylan dengan almond mentega, tumis daging ala Szechuan, dan menu khas oriental lainnya.

Disamping itu, anda juga dapat langsung menyaksikan live cooking doner kebab, kuliner India pilihan dan Tandoori, dan bebek peking dan ayam “Char Siu”. Belum cukup dengan live cooking, untuk dapat menikmati sajian itu semua, anda ditemani cabai Szechuan, cabai hijau dengan kacang kedelai, garlic sesame oil, saus HP dan saus A1. Dapat anda bayangkan ?

Saat menutup dinner anda, Pago Restaurant juga sudah menyiapkan berbagai mini cake French pastry, potongan buah segar, homemade ice cream, jeruk baby “Phon Kam”, dan permen sagoo dan pudding khas oriental. Tak hanya dimanjakan dengan suguhan yang sangat beragam, pengunjung juga dapat mengambil fortune cookies, menyaksikan langsung Barongsai Performance dan aneka hadiah menarik dari pohon angpao untuk memperkuat suasana Lunar New Year.

Tak kalah dengan hari pertama, tanpa menghilangkan beberapa menu pilihan hari pertama, dihari kedua dapat juga dapat merasakan menu-menu oriental lainnya seperti tumis daging sapi lada hitam, tumis “Kung Pao” chicken, fried king prawn dengan saus mayonaise, sapo Japanese tofu dan seafood, berbagai dimsum pilihan, dan menu utama lainnya. Selain itu, bila masih penasaran dengan sajian kemeriahan Imlek, anda dapat juga menyicip berbagai pilihan jajanan Pasar Malam seperti sate, mie tek-tek, mie bakso dan berbagai jajanan pasar lainnya.

Kemeriahan Lunar New Year Dinner ini dapat anda nikmati di Pago Restaurant mulai pukul 6 hingga 10 malam hanya dengan RP. 160.000++/person. Jadi jangan lupa ajak keluarga besar anda dan orang-orang yang anda sayangi ke Pago Restaurant The Papandayan Hotel di jalan Gatot Subroto 83, Bandung. Untuk info lebih lanjut, anda dapat menghubungi (022) 7310799.

Jadikan momen Imlek anda sebagai harapan agar di Tahun Baru ini semua bisnis berjalan dengan lancar, Hidup dengan sehat, berbahagia dan sejahtera selalu bersama keluarga.

Sekilas Perayaan Imlek di Indonesia
Tahun Baru Imlek biasanya berlangsung sampai 15 hari. Satu hari sebelum atau pada saat hari raya Imlek, bagi etnis Tionghoa adalah suatu keharusan untuk melaksanakan pemujaan kepada leluhur, seperti dalam upacara kematian, memelihara meja abu atau lingwei (lembar papan kayu bertuliskan nama almarhum leluhur), bersembahyang leluhur seperti yang dilakukan di hari Ceng Beng (hari khusus untuk berziarah dan membersihkan kuburan leluhur).

Oleh sebab itu, satu hari sebelumnya atau pada saat Hari Raya Imlek para anggota keluarga akan datang ke rumah anggota keluarga yang memelihara lingwei (meja abu) leluhur untuk bersembahyang, atau mengunjungi rumah abu tempat penitipan lingwei leluhur untuk bersembahyang. Sebagai bentuk penghormatan dan sebagai tanda balas-budi maka pada saat acara sembahyang dilakukan pula persembahan jamuan makan untuk arwah para leluhur.

Makna dari adanya jamuan makan untuk arwah leluhur adalah agar kegembiraan dan kebahagian saat menyambut hari raya Imlek yang dilakukan dialam manusia oleh keturunannya juga dapat turut serta dinikmati oleh para leluhur di alam lain.

Selain jamuan makan juga dilakukan persembahan bakaran Jinzhi (Hanzi=金紙;sederhana=金纸;hanyu pinyin=jīnzhǐ;Hokkien= kimcoa;harafiah=kertas emas) yang umumnya dikenal sebagai uang arwah (uang orang mati) serta berbagai kesenian kertas (紙紮) zhǐzhā (pakaian, rumah-rumahan, mobil-mobilan, perlengkapan sehari-hari, dan pembantu).

Makna persembahan bakaran Jinzhi dan zhǐzhā yang dilakukan oleh keturunannya adalah agar arwah para leluhur tidak menderita kekurangan serta sebagai bekal untuk mencukupi kebutuhannya di alam lain. Praktik jamuan makan dan persembahan bakaran Jinzhi dan zhǐzhā yang dilakukan oleh keturunannya untuk arwah para leluhur di alam lain merupakan bentuk perwujudan tanda bakti dan balas-budi atas apa yang telah dilakukan oleh orang-tuanya saat masih hidup kepada anak-anaknya di alam manusia.

Pada malam tanggal 8 menjelang tanggal 9 pada saat Cu Si (jam 23:00-01:00) Umat melakukan sembahyang lagi. Sembahyang ini disebut Sembahyang “King Thi Kong” (Sembahyang Tuhan Yang Maha Esa) dan dilakukan di depan pintu rumah menghadap langit lepas dengan menggunakan altar yang terbuat dari meja tinggi berikut sesaji, berupa Sam-Poo (teh, bunga, air jernih), Tee-Liau (teh dan manisan 3 macam), Mi Swa, Ngo Koo (lima macam buah), sepasang Tebu, dan tidak lupa beberapa peralatan seperti Hio-Lo (tempat dupa), Swan-Loo (tempat dupa ratus/bubuk), Bun-Loo (tempat menyempurnakan surat doa) dan Lilin Besar.

Pada hari Cap Go Meh, tanggal 15 Imlek saat bulan purnama, Umat melakukan sembahyang penutupan tahun baru pada saat antara Shien Si (jam 15:00-17:00) dan Cu Si (jam 23:00-01:00). Upacara sembahyang dengan menggunakan Thiam hio atau upacara besar ini disebut Sembahyang Gwan Siau (Yuanxiaojie). Sembahyang kepada Tuhan adalah wajib dilakukan, tidak saja pada hari-hari besar, namun setiap hari pagi dan malam, tanggal 1 dan 15 Imlek dan hari-hari lainnya.***

Tinggalkan Balasan