Bandung Side, Jan 2018 – Ngopi Sore. Merupakan salah satu budaya di Indonesia bila ingin berkumpul dengan teman sejawat, rekan kerja atau keluarga disore hari dengan ditemani secangkir kopi. Ngopi Sore menjadi tren saat ini bagi semua kalangan, ngopi atau minum kopi bukan lagi dimonopoli oleh kaum adam saja, kaum hawa pun juga ada penghobi minum kopi.
Saat ini, Ngopi Sore digelar oleh Dafam Rio Hotel Sabtu, 20/1/2018 yang bekerjasama dengan Warung Kopi Udin Wati. Bertempat di Cafe Rio jalam R.E. Martadinata No.160 merupakan salah satu daerah yang tidak tidur saat pagi hingga malam hari di Kota Bandung.
Ngopi Sore di Cafe Rio, Dafam Rio Hotel dikemas unik dengan obrolan santai seputar kopi dan memberikan sedikit tantangan berkompetisi menyeduh kopi bagi pesertanya. Sebagai narasumber dari Warkop Udin Wati, memperkenalkan diri sebagai pemilik Warkop Udin Wati yakni Kang Faisal “Iso” Nurdin dan Teh Irawati Dian yang sudah membuka warung kopi sejak Juni 2013.
Mengawali paparannya, Teteh Dian memperkenalkan bahwa kopi memiliki kandungan zat diantaranya; Air, Kafein, Quinic Acid, Putrescine, Ethyphenol, Acetylmethylcarbino, Niacin, Trigonelline, Dimethyl Disulfide dan Dicaffeoylquinic Acid.
Penjelasan singkat dari Teteh Dian,”Kandungan zat pada kopi diantaranya Air (H20), walaupun dalam tahap pengeringan biji kopi, kadar kandungan air dalam kopi hanya mengalami penurunan. Selanjut Kafein, termasuk zat psikoaktif yang memiliki dampak agar orang yang meminumnya bisa tahan tidak tidur. Meskipun begitu tidak boleh berlebihan saat mengkonsumsi kopi, maksimalkan 2-3 cangkir kopi setiap harinya. Karena jika terlalu banyak akan berdampak negatif seperti kanker dan gangguan tidur akut. Kandungan zat lainnya, Quinic Acid. Rasa asam yang terdapat dalam minuman kopi itu karena kandungan zat yang satu ini. Selanjutnya Putrescine, kandungan putrescine di dalam kopi memang termasuk kecil. Putrescine merupakan zat dengan penguraian asam amino yang dikerjakan oleh bakteri E.Coli. jadi di dalam kopi zat ini sebagai pembusuk bakteri”.
Lebih lanjut Dian memaparkan, Ethyphenol merupakan zat yang menimbulkan aroma atau bau yang khas atau spesial pada kopi. Selanjutnya zat Acetylmethylcarbino, merupakan zat yang membuat kopi menjadi gurih. Kadang zat ini digunakan dalam pembuatan popcorn yang memiliki rasa seperti mentega. Kandungan ini juga terdapat dalam mentega. Kemudian zat Niacin, zat ini apabila dikonsumsi lebih banyak tidak baik untuk hati. Tetapi juga terdapat dampak positif seperti meningkatkan HDL dan menurunkan LDL serta Trigleserida. Begitu juga dengan Trigonelline, membuat gigi menjadi tidak rusak dan memberikan rasa manis dalam kopi. Zat ini juga melawan zat streptococcus Mutans yang bisa mengakibatkan plak pada gigi. Kandungan Dimethyl Disulfide, terdapat dalam kopi yang masih hijau, belum dikeringkan dan di sangrai. Zat ini yang menyebabkan bau seperti pada kotoran yang dikeluarkan oleh tubuh. Dicaffeoylquinic Acid, merupakan zat antioksidan yang tinggi. “Jadi, dari kandungan zat pada kopi kita dapat mengetahui dampak positif dan negatif saat minum kopi, kata kuncinya jangan berlebihan,”kata Dian bersemangat.
Selanjutnya Teteh Dian juga memperkenalkan peralatan yang dapat dipakai membuat kopi dirumah, jadi saat minum kopi tidak perlu lagi bolak-balik memesan kopi diwarung, cukup membeli salah satu alat ini untuk membuatnya dirumah dan bagi pecinta kopi dapat menyeduh sesuai selera sendiri.
Peralatan tersebut diantaranya, V60, Vietnam Drip, AeroPress, French Press, ROK Presso, Chemex, Bialetti Moka Pot, Bodum Coffee Maker, Siphon Coffee Maker dan Café ress. Alat-alat tersebut dapat dibeli ditoko peralatan rumah tangga atau melalui toko online.
Dalam obrolan yang santai, juga dibahas tentang waktu yang tepat dalam minum kopi dengan memperkenalkan hormon kortisol. Kortisol adalah salah satu hormon yang terdapat dalam tubuh manusia dan dikenal sebagai hormon stress. Hormon ini juga dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kadar gula darah. Kortisol juga bersifat menekan imunitas, anti peradangan dan anti alergi. Hormon cortisol, umumnya akan meningkat pada jam 8 – 9 pagi (bangun tidur) sehingga asupan kafein belum dibutuhkan.
“Namun, jika tetap memaksakan diri untuk mengkonsumsi kafein disaat hormon kortisol meningkat, maka Anda akan mengalami kecanduan dan ketagihan. Jika sudah demikian, maka tubuh akan terus bergantung dengan kopi untuk memulihkan kebugarannya, maka dari itu sering kali seseorang akan merasa lesu jika tidak meminum kopi dipagi hari. Waktu yang tepat untuk mengkonsumsi kopi adalah diatas jam 9 pagi. Karena pada jam tersebut, kafein akan menjaga kestabilan hormon kortisol yang telah diproduksi oleh tubuh sejak bangun tidur,”terang Dian.
Antusias yang hadir pada Ngopi Sore di Cafe Rio, Dafam Rio Hotel semakin menambah penasaran akan kopi yang selama ini dikenal dengan kemasan satset. Meskipun beberapa yang sudah tahu dalam bentuk bubuk, tapi tidak mengenal jenis-jenis kopi.
Oleh Dian diperkenalkan beberapa jenis kopi yang ada di Indonesia pada umumnya yakni Arabika, Robusta, Liberika dan Excelsa. “Jika sudah diolah, kopi arabika dan kopi robusta, akan sedikit sulit untuk dibedakan. Tapi pada prinsipnya dapat diketahui dari rasa, bentuk biji, daerah tempat tumbuhnya, tinggi pohonnya, ketahanan terhadap hama, harga dan kebiasaan selera meminum kopinya, “kata Dian sambil menunjukkan beberapa biji kopi arabika dan robusta.
Kopi arabika memiliki karakter rasa yang cenderung asam. Arabika juga lebih kaya akan rasa dan aroma. Sedangkan robusta memiliki karakter rasa yang cenderung pahit. Karakter rasa yang dimiliki oleh robusta lebih seperti kacang-kacangan. Sedangkan bentuk bijinya, jika arabika memiliki bentuk biji yang lonjong, gepeng dan agak memanjang, maka robusta sebaliknya memiliki biji yang berbentuk bulat penuh.
Sedangkan Kandungan kafein kopi arabika memiliki kandungan kafein yang lebih kecil. Kandungan tersebut berkisar antara 0,8% – 1,4%. Dan kopi robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi. Kandungan tersebut sekitr 1,7% – 4,0%. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh tempat tumbuhnya pohon kopi tersebut dimana. Jika kopi arabika tumbuh di dataran kurang lebih 800 meter diatas permukaan laut. Sedangkan robusta tumbuh di dataran 300-800 meter diatas permukaan laut.
Begitu juga dengan pengaruh ketinggihan pohonnya, pohon kopi arabika dapat tumbuh mencapai 3 meter. Sedangkan pohon kopi robusta hanya dapat tumbuh sekitar 1 – 2 meter saja.
Dari karakter tersebut diatas dapat diketahui bahwa ketahanan terhadap hama baik kopi arabika dan robusta akan berbeda. Pohon kopi arabika memiliki ketahanan yang lemah terhadap serangan hama dan penyakitnya. Sebaliknya, pohon kopi robusta memiliki ketahanan yang lebih kuat dari serangan hama dan penyakit. Sehingga pada penetapan harga jual kopi akan berpengaruh yakni, harga kopi arabika lebih mahal jika dibandingkan dengan biji kopi robusta. Hal ini disebabkan oleh perawatan yang harus ektra karena pohon kopi arabika rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Sebaliknya, robusta yang memiliki ketahanan dari serangan hama dan penyakit, memiliki harga yang lebih murah.
Penguasaan pasar Arabika menguasai 60% pasar kopi dunia. Hal ini disebabkan oleh arabika memiliki karakter rasa yang kaya akan aroma dan rasa yang kuat, sehingga membuatnya dapat menguasai pasar dunia. Robusta menguasai 40% pasar kopi dunia. Hal ini disebabkan oleh rasa biji kopi robusta yang lebih pahit, sehingga membuatnya lebih digunakan sebagai bahan dasar espresso atau blend.
Jenis penyajian jenis penyajian kopi Arabika memiliki karakter rasa dan aroma yang kuat, karena itu arabika lebih cocok disajikan sebagai single kopi origin. Sehingga penikmat kopi dapat merasakan rasa asli dari kopi arabika. Robusta memiliki karakter rasa yang cenderung pahit. Maka dari itu, robusta lebih cocok disajikan sebagai bahan dasar espresso atau blend. Dengan begitu, rasa pahit yang terkandung di dalamnya dapat sedikit berkurang setelah ditambah creamer.
“Jadi bagi peminat kopi Arabika lebih banyak dipilih oleh orang yang benar-benar mencintai kopi, atau bisa dibilang sebagai pembeli yang membeli kopi karena rasanya. Rasa yang ditimbulkan oleh arabika membuat para pencinta kopi ketagihan akan rasanya yang spesial dan aroma yang spesial. Lain halnya dengan para pembeli kopi robusta, biasanya membeli kopi dalam bentuk cappucino atau blend. Mereka yang memesan jenis ini biasanya kurang menyukai kopi, sehingga mereka memilih kopi yang sudah diolah dengan campuran gula atau creamer,”pungkas Dian dalam paparannya.
Usai menyelesaikan obrolan dan paparan tentang kopi, Dian dan Faizal memperaktekkan cara menyeduh kopi secara manual atau brewer manual, hingga dimulai kompetisi antar peserta Ngopi Sore yang sudah diajarkan. Seru…
Mengenal lebih dekat Warung Kopi Udin Wati
Warung Kopi (warkop) Udin Wati terletak di Jl. Abdul Halim No. 17, Cigugur Tengah, Kota Cimahi. Lokasinya di dekat rel kereta dan berseberangan dengan pemakaman umum. Tempat yang tidak biasa untuk sebuah kedai kopi, tetapi tidak mengurangi daya tarik tempat ini.
Walaupun kecil dan sederhana, suasananya sangat nyaman dan hangat. Dinding warung dihiasi poster-poster dan pernak-pernik kopi bergaya vintage. Kopinya pun disuguhkan dalam cangkir berbahan seng yang lucu dan jadul.
Berawal dari kebutuhan tempat berkumpul komunitas sepeda, Kang Faisal “Iso” Nurdin dan Teteh Irawati Dian membuka warung ini sejak Juni 2013. Mereka pun sepakat menggunakan nama mereka sendiri sebagai nama kedai. Walau lokasinya terletak di tengah pemukiman penduduk, pengunjung yang datang cukup beraneka ragam. Dari anak SD yang menunggu jemputan sepulang sekolah suka nongkrong disana untuk memudahkan orangtuanya jemput (kadang sambil berteriak “Udin Wati, Udin Wati !” saat janjian dengan orangtuanya). Sampai bapak-bapak yang sengaja membeli kopi walaupun setengah porsi cangkir.
Suatu ketika pernah ada pengunjung yang heran melihat biji kopi yang belum digiling. Dalam mainset pengunjung kopi bentuknya bubuk bukan biji, saat mengetahui bahwa kopi berasal dari biji dan ada dihadapannya maka sedikit banyak pengunjung teredukasi tentang kopi. Sambil terus mengenalkan dan mengedukasi tentang kopi kepada penduduk sekitar, Udin Wati berhasil berkembang dan memiliki pelanggan tetap untuk ngopi sampai sekarang.***