Bandung Side, Des 2017 – Giat silahturahmi dan pengarahan di Pasraman Widya Dharma, jl. Subagyo, Lanud Husein Sastranagara Kota Bandung (30/12/2017), berlangsung antara jurnalis yang tergabung dalam Jurnalis Bela Negara (JBN), dengan Pembinanya, Marsma TNI I Nyoman Tri Santosa S.Ip M.Tr (Han).
“Materi inti pertemuan ini membahas rencana peluncuran JBN. Lainnya, bersilaturahmi dengan Pak I Nyoman Tri Santosa selaku Pembina organisasi ini,” papar Mochammad Gun yang dalam organisasi JBN didapuk sebagai Ketua JBN.
Hadir dalam pertemuan ini 16 anggota JBN. “Terdaftar dalam rintisan ini sekitar 42 anggota. Rata-rata sudah lebih dari satu dekade bergiat secara mandiri di mass media. Matra kewartawannya mencakup elektronik dan cetak,” jelas Mochammad Gun ketika memperkenalkan satu persatu anggotanya.
Sementara itu Mas Don yang dalam tahun-tahun ini bergiat sebagai pewarta di media online seputarjabar.com dan kini berkiprah di JBN sebagai Sekjen, dalam kesempatan ini menguraikan historis rintisan organisasi:”Berawal dari kekerapan bertemu di lapangan. Sering terlontar keperihatinan dalam isi pemberitaan yang cenderung mengarah ke hal-hal negatif. Inilah yang kami prihatinkan.”
Perangi Proxy War
I Nyoman Tri Santosa sendiri dalam kesempatan ini, merespon dengan baik niatan para pegiat jurnalis yang tergabung di JBN. Selain itu, I Nyoman menampakkan antusiasme tinggi, hingga memberi ulasan-ulasan yang bermanfaat pada peristiwa terkini pada sesi perkenalan anggota JBN.
Banyak masukan dari pertemuan ini. Dunia jurnalistik bukanlah hal baru. Namun, kini tantangannya multi dimensi, munculnya proxy war. Ini tantangan kita bersama.,“Mari kita perangi bersama fenomena merebaknya berita hoax, di antaranya, “ujar I Nyoman.
Di tengah suasana pertemuan yang berlangsung penuh akrab dan kekeluargaan, muncul buah pikir yang dianggap penting oleh JBN, tatkala I Nyoman Tri Santosa mengakomodir ”Segera, setelah pertemuan ini usai masalah teknis dan legalitas, kita jajagi JBN masuk ke Dewan Pers”.
“Keinginan ke depan JBN, bisa sejajar dengan institusi jurnalis lainnya seperti IJTI, PWI, AJI, PWRI, dan lainnya. Tujuannya, semata untuk kemaslahatan bersama tapi tetap mengindahkan etika jurnalistik,” papar Bagoes Rintoehadi yang selama ini sering disebut oleh rekan-rekan di JBN sebagai “motor penggerak”.
Alhasil, pertemuan ini telah melahirkan sejumlah kesepakatan untuk mengukuhkan organisasi JBN membantu semua pihak memerangi semaraknya berita hoax yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda, mencerai-beraikan dan menumpulkan bangsa dewasa ini.
“Segera saya laporkan hasil pertemuan ini ke beberapa komandan di beberapa kesatuan yang menangani pemberitaan. Keberadaan JBN itu materi utamanya,” pungkas I Nyoman Tri Santosa.***