
Bandung Side, Nov 2017 – Aat Safaat Hodijat, kader Golkar yang juga pembuat petisi online yang mendorong diturunkannya Setya Novanto dari kursi ketua umum Golkar menggelar konfrensi pers terkait latar belakang dirinya menggulirkan petisi online tersebut.
Ada kehendak masyarakat yang kuat adanya perubahan dan sebagai kader merasa kecewa dengan sepak terjang saudara Setya Novanto hingga dijadikan tersangka oleh KPK karena kasus KTP elektronik, bila tidak segera menyelenggarakan Munaslub dengan adanya petisi ini, akan ada reaksi yang lebih dasyat jika tidak dipenuhi. Bisa saja rakyat meninggalkan Golkar, bisa juga partai Golkar akan pecah lebih lagi bisa saja bubar, ” kata Aat di kantor DPD Kota Bandung,
jl. Perintis Kemerdekaan, Bandung, Selasa (28/11/2017).
Petisi akan terus berjalan, lanjut Aat, sampai adanya Munaslub Golkar terselenggara. Kata Aat, “Suara kader dan rakyat harus didengar”.
” Sampai Munaslub saja. Sulit memprediksi persoalan ini
karena kewenangan DPP. Apakah dinamika ini akan merubah rekomendasi atau dukungan pada Pilkada 2018 nanti.
Keinginannya partai ini mencetak pemimpin dari kadernya sendiri, ” tambah Aat saat ditanya wartawan soal mengapa memilih online tidak konvensional, Aat menjawab, pihaknya memanfaatkan bantuan teknologi untuk menggulirkan aspirasinya sebagai warga dan kader Golkar.
“Ini kan era teknologi ya, semua serba mudah. Dengan adanya petisi melalui online, yang dikelola secara profesional, harus cantumkan email dan nama. Satu orang satu klik, ya saya kira sulit fiktif. Bila petisi ini dilakukan dengan cara konvensional, misalkan harus kumpulkan 1 juta orang, akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Kalau ada teknologi yang mempermudah dan akurat, kenapa
tidak kita manfaatkan,” jelas Aat yang juga Wakil Sekretaris DPD Golkar Kota Bandung.
Petisi online tersebut dimulai pasca penetapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka Korupsi E-KTP yang penuh drama, mengusik rasa keadilan dan akal sehat rakyat
Indonesia.
Perilakunya sebagai seorang pemimpin partai politik terbesar ke 2 dan lembaga kekuasaan negara di Republik ini telah mencoreng nama bangsa dimata dunia internasional.
Partai Golkar sebagai asset bangsa tidak bisa diabaikan kehadirannya, yang selama ini telah mendapat tempat di hati
rakyat Indonesia sebagai pemilihnya perlu untuk diselamatkan dalam menjaga stabilitas politik nasional.
Petisi yang kami sebar melalui situs change.org sejak 19 November 2017 hingga saat ini, telah mencapai lebih dari 15.000 lebih penandatangan.***