Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau biasa disapa Aher menegaskan, Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) jangan hanya semata mata terus menerus membangun citra positif di masyarakat. Hal ini ditegaskan Aher saat membukaan Konvensi Nasional Humas (KNH) 2016, Kamis, (27/10/2016), di Hotel Aryaduta jl. Sumatera Bandung.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Rosarita Niken Widiastuti, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhumas Agung Laksamana, Ketua Perhumas BPC Bandung Nurlaela Arief, dan ratusan anggota Perhumas dari seluruh Indonesia.
“Perhumas harus ikut memberi saran kepada masyarakat luas,” kata Aher, “Selain itu Humas harus memberikan informasi yang benar pada masyarakat,” ujar Aher panggilan akrab Ahmad Heryawan.
Dirjen IKP Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti berharap Perhumas berkontribusi baik dan konsisten dalam melakukan kegiatan kehumasan, “Karena Good Country Index Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN,” ungkap Niken.
Ketua Umum BPP Perhumas, Agung Laksamana mengatakan anggota yang menghadiri Konvensi Nasional Humas KNH 2016 di Bandung sebanyak lebih dari 500 peserta, “Anggota Perhumas harus menjadi mata dan telinga institusinya, harus transparan, memiliki Global Mindset, dan berjiwa merah putih,” tegas Agung.
Lebih lanjut Agung mengatakan, Perhumas ingin membuat sejarah dengan membangun Road Map Kehumasan,”Bila masyarakat memahami tugas-tugas humas, maka masyarakat akan semakin mempercayai humas,” kata Agung.
“Praktisi Humas harus mempunyai Agenda Setting dan narasi tunggal ketika berkomunikasi dengan masyarakat, Humas harus mendorong keterlibatan publik dalam mengambil keputusan, serta aktif berkomunikasi kepada masyarakat,” sela Agung kemudian.
“Kami berharap Konvensi Nasional Humas 2016 di Bandung menghasilkan pemikiran dalam mentransformasikan peran Public Relations dalam tataran strategis dan operasional,” pungkas Agung.
KNH 2016 digelar di kota Bandung selama dua hari, (27-28/10/2016), namun KNH 2016 tersebut batal dihadiri Presiden RI Joko Widodo, dan Menkominfo Rudiantara.
Kegiatan KNH 2016 diantaranya, menetapkan kode etik kehumasan baru, membuat peta jalan atau Road Map Kehumasan yang bertujuan membangun reputasi Indonesia di tahun 2030, dan merilis Buku “Indonesia Bicara Baik”.
Penulis Buku “Indonesia Bicara Baik” diantaranya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Guru Besar Humas Universitas Padjadjaran Prof. Soleh Soemirat, Guru Besar Humas Universitas Islam Bandung Prof. Neni Yulianita, dan sejumlah akademisi kehumasan Indonesia.
Agenda KNH 2016 antara lain, diskusi terkait pentingnya reformasi kelembagaan seperti efisiensibirokrasi, peningkatan mutu layanan publik, efektivitas regulasi, akuntabilitas dan transparansi, serta penegakan hukum. Selain itu KNH 2016 membahas Transformasi PR landasan komunikasi dalam perspektif lintas budaya, dan Pitch Your Stories to the World.
KNH 2016 juga menggelar malam budaya dan penghargaan Perhumas (Perhumas PR Excellence Award) di Gedung Sate diwaktu malam. ***