Bandung Music Frontyard Pacu Kreatifitas Musisi

Bandung Side, Des 2017 – Bandung Music Frontyard adalah sebuah program tahunan bermusik bagi para musisi muda Kota Bandung, dimana program ini jadi sebuah wadah kreatifitas, komunikasi dan bertukar informasi tidak hanya dari kalangan musisi tetapi dari berbagai bidang seni lainnya, atau dapat juga di sebut menjadi salah satu ‘hub’ bagi komunitas seni di Bandung.

“Maju terus musik Bandung,

Maju terus musik Indonesia”

Melihat potensi yang ada, Bandung Music Frontyard kali ini di dukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung membidik kearah pembentukan ekosistem ekonomi kreatif sub sektor musik yang lebih baik kedepan, selain dapat melahirkan regenerasi baru yang berkualitas juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi baik bagi para musisi dan masyarakat Bandung pada umumnya.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari yang ditemui di sela-sela acara Bandung Music Frontyard, Rabu, (20/12/2017), di Butterfield Kitchen jalan Dipati Ukur Bandung , “ Musik merupakan salah satu sub sector ekonomi kreatif yang akan menjadi prioritas di tahu 2018 yang akan datang, seperti kita ketahui Bandung merupakan kota yang di penuhi oleh musisi-musisi dan penggiat musik yang luar biasa sejak lama bahkan dijadikan barometer musik dalam negeri, maka sudah seharusnya pemerintah kota ikut turut mendorong penuh agar sub sector musik ini bias lebih maju, berkembang bahkan memiliki nilai ekonomi yang bagus, baik untuk para musisinya, para penggiat seninya bahkan masyarakat yang menikmatinya, dan otomatis akan menjadi potensi yang baik bagi pad Kota Bandung, sejalan dengan agenda bapak walikota menjadikan Bandung sebagai Kota Musik yang berkelas nasional bahkan internasional”.

Angga Wardhana sebagai Festival director BMF2017 menambahkan, “Bandung Music Frontyard adalah bentuk dari “kerja bersama” dimana satu sama lainnya saling mendukung seperti pemerintah dan aparat, Musisi, pengiat musik, dan pelaku industri musik lainnya, dengan berkontribusi potensinya masing-masing untuk tujuan membentuk sebuah ekosistem seni yang dapat melahirkan karya terbaik dari para pelaku seninya, apresiasi yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang sudah siap mendukung kemajuan musik di Kota Bandung.”

“Sebuah program bagi para musisi agar dapat mempresentasikan karya-karyanya jadilah sangat penting untuk dapat mencapai nilai ekonomi yang ideal di bidang musik, seperti perizinan dan tempat pertunjukan yang memadai dan Regenerasi musisi dan penggiat musik juga tidak kalah penting dilakukan bisa melalui komunitas-komunitas music yang ada atau sekarang sudah ada lumayan banyak lembaga pendidikan music formal maupun non formal yang telah siap melahirkan musisi-musisi berkualitas di Kota Bandung”. Tambah Kenny sapaan akrab Dewi Kaniasari.

Jose Florentino bertindak sebagai kordinator program menyampaikan, “Festival ini banyak menampilkan Rising stars dan musisi-musisi muda asal kota Bandung seperti Mustache and Beards, Aditya Rahardja, Curly and Me, Swara langit, Munthe, Voodo Dolls, Antoni Sidjabat, The BFG, Levy Qidam, Erry Erlangga, Baru”.

“Semoga BMF2017 sebagai event tahunan bisa lebih memberikan kesempatan bagi para musisi baru atau musisi muda di Kota Bandung.” Nayaka Untara Sebagai pemilik Butterfield Kitchen dan pendiri Butterfield Jazz Society menambahkan.

Di event BMF 2017 ini juga digelar sebuah diskusi dengan tema “Perkembangan Musik Independent di Kota Bandung”, menghadirkan pembicara Helvi Sjariffudin (founder Fast Forward Record yang telah melahirkan band-band ternama di Indonesia seperti Mocca dan The Sigit), Dadan Ketu (founder Riotic Record dan manager Burgerkill), Kimung (Penulis / sejarawan musik / musisi Karinding Attack), Angkuy (musisi / song writer / Bottlesmoker), Angga Wardhana (Music Event Programer / Music Enthusiast).

“BMF2017 juga memberikan kesempatan kepada pada pelaku industry musik dengan menyediakan stand-stand bagi lable dan distro-distro yang membuat merchandise band atau artisnya seperti Fast Forward Store, Riotic, Estern Wolf dan Butterfield Music Store, dengan tujuan industry pendukungnya pun dapat berkembang seirng dengan kemajuan music dan musisinya di kota Bandung.” Tambah Fauzan Rijal sebagai Kordinator booth di BMF 2017.

Bandung Music Frontyard 2017 ini juga dijadikan sebagai ‘kick off’ bagi program-program ekonomi kreatif sub sektor musik di tahun 2018 yang akan datang di mana pemerintah kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata-nya akan lebih fokus mendukung perkembangan sub sektor musik, diharapkan di tahun 2018 dapat terlaksana beberapa festival berskala nasional dan Internasional, seperti “International Bandung Music Festival” dan “Bandung Independent Music Award” yang rencana akan dilaksanakan pada tahun 2018 ang akan datang.

Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah ikut mendukung dan terlibat dalam pelaksanaan Bandung Music Frontyard 2017, semoga bisa menjadi tonggak kemajuan musik ke arah yang lebih baik bagi musisi kota Bandung, Indonesia bahkan Dunia.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan